Profesi pedagang kacang rebus pikul biasanya dipandang sebelah mata oleh kebanyakan masyarakat, lantaran terlihat melelahkan dan penghasilan yang tak seberapa. Namun siapa menyangka, ternyata penghasilan per hari para pedagang kacang rebus ini bisa kalahkan gaji PNS.
Salah satu pedagang kacang pikul di Jembrana bernama Misji. Keuntungan dari penjualan kacang rebus keliling bisa mencapai Rp 500 ribu dalam sehari.
Bahkan jika berjualan pada saat hari besar keagamaan di Bali, pria berusia 56 tahun ini bisa bisa mengantongi hingga Rp 1 juta dalam sehari yang bisa mengalahkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misji mengatakan, setiap harinya ia berjualan di areal Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan dengan mencari tempat-tempat ramai, seperti tempat adanya kegiatan keagamaan dan areal pemerintahan. "Setiap hari saya pulang pergi Jawa-Bali untuk berjualan kacang rebus," ungkapnya saat ditemui detikBali, Kamis (08/12/2022).
Dengan berbekal pikulan sebagai tempat ratusan ikat kacangnya itu, jika hari biasa Misji berhasil meraup untung rata-rata Rp 200 sampai 300 ribu dalam sehari. "Kalau hari biasa saya hanya bawa kacang biasanya sebanyak 200 ikat, namun selain kacang rebus, saya juga bawa dagangan lain seperti telur puyuh 1 kg, tahu goreng 100 bungkus, Alhamdulilah habis, kalau sisa paling cuman beberapa ikat," paparnya.
Tidak hanya enak, dagangan Misji juga ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Seperti kacang rebus dijual 1 ikat seharga Rp 2 ribu, begitu juga telur puyuh dengan harga Rp 3 ribu dan tahu goreng Rp 2 ribu.
"Kalau mahal kasihan ketika ada anak-anak yang mau beli, jadi menyesuaikan harga agar dijangkau seluruh kalangan," ujarnya.
Misji juga mengatakan, ketika ada kegiatan agama di Bali, dirinya bahkan bisa mendapatkan penjualan lebih dari Rp 1 juta dalam sehari, "Kalau ada ngaben massal contohnya itu biasanya bawa 500 ikat dalam sehari, bahkan kurang, jadi biasanya bawa lebih. Kalau tidak ada kegiatan agama biasanya saya keliling dengan cara berjalan kaki, dan mencari tempat ramai," katanya.
Pria yang berjualan kacang sejak tahun 1990 di Bali, tepatnya di Padang Galak, Denpasar Timur ini menjelaskan, memang kampung halamannya itu sebagian warganya berprofesi sebagai penjual kacang rebus, bahkan sampai disebut kampung kacang rebus.
"Nama kampung saya itu Kampung Olehsari, ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memang petani kacang banyak di sana," imbuhnya.
(nor/hsa)