Kisah Penjual Kacang Keliling di Kuta, Tidur di Emperan-Ditipu Pembeli

Kisah Penjual Kacang Keliling di Kuta, Tidur di Emperan-Ditipu Pembeli

Triwidiyanti - detikBali
Sabtu, 17 Sep 2022 23:23 WIB
Pak Untung pedagang kacang keliling rela jalan kaki Ubung - Tuban demi sesuap nasi
Pak Untung pedagang kacang keliling rela jalan kaki Ubung-Tuban demi sesuap nasi. Foto: Triwidiyanti
Badung -

Langkah kaki Pak Untung (68) terseok-seok menyusuri jalanan kota Denpasar menuju ke arah Seminyak, Kuta, Badung. Ditemui tim detikBali di Jalan Nakula, Seminyak, Pak Untung mengaku mulai berjualan kacang rebus dengan berjalan kaki memikul kacang dari tempat ia tinggal di kawasan Ubung, Denpasar.

"Saya tadi setengah 10 (pagi) berangkat," ucapnya sambil mengusap peluh yang menetes di wajahnya kepada detikBali, Sabtu (19/9/2022).

Diceritakannya, ia saat ini tinggal di emperan salah satu rumah orang Bali di kawasan Ubung. Tuan rumahnya itu mengizinkan dirinya untuk tinggal tanpa membayar. Hanya saja tidurnya di emperan depan rumah.


"Kalau tinggal nggak bayar, tapi saya disuruh bayar Rp 10 ribu tiap dua hari sekali untuk mandi, terus bayar Rp 5000 untuk 100 ikat kacang dan merebus kacang di rumah tuan saya nggak bayar, gratis," katanya.

Ia menuturkan sudah menjadi pedagang kacang keliling selama 25 tahun lamanya. Terjauh ia pernah berjalan kaki hingga wilayah Ungasan, Jimbaran.

"Ya kalau dihitung kilometer sehari pulang pergi bisa 36 km lah Ubung-Tuban," ungkapnya.

Meski demikian ia mengaku tidak capek dan tetap berjalan demi sesuap nasi.

"Ya mau bagaimana lagi ini sudah kerjaan saya untuk menghidupi keluarga," katanya.

Suka duka menjadi penjual kacang pikulan, katanya ia pernah kena tipu oleh seorang pemuda di kawasan Dewi Sri.

"Dia ngakunya mau beli kacang saya ini semua dan menyuruh saya untuk kerja membersihkan tanaman rumput di villa tuannya," katanya.

Tapi bukannya mendapat pekerjaan, Pak Untung malah ditipu oleh pria tersebut.

"Uang saya hasil jualan tiga hari hilang itu Rp 800 ribu, saya nangis itu," keluhnya.

Meski pernah kena tipu, hal ini tidak menyurutkan semangat Pak Untung untuk tetap berjualan. Setiap hari ia terus berjalan kaki untuk menjajakan dagangannya.

Saat memutuskan untuk berjualan kacang keliling, Pak Untung mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp 500 ribu. Kacang itu diambil dari bosnya yang merupakan tetangganya di Banyuwangi dengan jumlah tak tentu per harinya.

"Kadang 500 ikat saya ambil di sana. Saya beli mentah harganya Rp 1000/ikat," ujarnya.

Ia pun mengaku bahwa setoran per harinya tidak tetap.

"Kadang bisa dapat Rp 300 ribu dan saya dikasih upah kadang Rp 50 ribu - Rp 70 ribu lah," tuturnya.

Meski demikian ia memiliki impian, untuk dapat membangun rumah dan bisa membeli motor walaupun jelek.

"Karena di Jawa saya nggak punya rumah kita ngontrak," ungkap pria asal Banyuwangi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads