Penghentian Siaran TV Analog di Bali Setelah Piala Dunia 2022

Denpasar

Penghentian Siaran TV Analog di Bali Setelah Piala Dunia 2022

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 08 Des 2022 07:28 WIB
Petugas melayani warga untuk mendapatkan set top box gratis di Posko Respon Cepat Penanganan bantuan STB di Hotel Akmani, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2022). Posko ini didirikan untuk membantu warga yang kurang mampu membeli set top box untuk siaran digital.
Ilustrasi Penerapan Analog Switch Off (ASO). (Foto: Pradita Utama)
Bali -

Penerapan Analog Switch Off (ASO) di Bali rencananya akan mulai dilakukan per 20 Desember 2022. Penghentian siaran TV analog untuk sepenuhnya dialihkan ke siaran TV digital itu diundur dari jadwal semula lantaran saat ini masih dalam euforia Piala Dunia 2022.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio mengatakan, ASO di Bali sedianya dimulai pada pekan ini. Namun, rencana itu diundur hingga helatan Piala Dunia 2022 selesai.

"Tadinya maunya minggu ini tapi, kan sekarang ini masyarakat sedang menonton Piala Dunia dan kalau tiba-tiba nonton bola terus mati (karena ASO), sementara masyarakat belum punya set top box kan nggak mungkin malam-malam mereka beli set top box. Ya sudah, jadinya ASO ditunda sampai Piala Dunia selesai," kata Agung di Gedung FISIP Universitas Udayana Denpasar, Denpasar, Bali, Rabu (7/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum Bali, beberapa daerah lainnya telah menerapkan ASO. Termasuk di antaranya Jabodetabek, Semarang, Batam, Tanjung Pinang hingga Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

"Kalau saya melihat yang di Jabodetabek, mayoritas atau rata-rata penonton menikmati (penggunaan set top box) karena tayangan menjadi jernih, bersih dan tanpa perlu berlangganan mereka bisa menonton bahkan lebih dari 40 TV. Itu kan menarik," imbuhnya.

Agung menargetkan seluruh daerah di Indonesia telah menerapkan ASO pada 2023 mendatang. Meski begitu, ia mengakui masih menemukan sejumlah kendala hingga akhir tahun ini.

"Yang menjadi kendala adalah set top box untuk rumah tangga yang memang wajib disubsidi oleh pemerintah tidak kunjung terealisasi sampai 100 persen dan baru di bawah 10 persen. Ini kan antara pemerintah dengan swasta dan saya mendengar informasinya memang pihak swasta yang masih belum penuh 100 persen," imbuhnya.

Terkait itu, pihaknya meminta ketegasan pemerintah dalam hal ini Kominfo untuk memastikan pihak swasta memenuhi komitmennya dalam penyediaan set top box.

"(Untuk Bali) nanti tanggal 20 Desember saya berharap distribusi (set top box) sudah full dari swasta dan juga telah tersedia di pasaran. Sehingga masyarakat sudah melengkapi set top box terlebih dahulu," pungkasnya.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads