Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Bali langka sejak beberapa hari terakhir. Hal itu terjadi karena PT Pertamina melakukan pengendalian untuk menjaga kuota solar tetap tercukupi hingga akhir tahun.
Di sisi lain, penyaluran solar secara berlebih ternyata terjadi saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi The Groups of Twenty (KTT G20). Pertamina beralasan, penyaluran berlebih itu dilakukan demi memperlancar penyelenggaraan berbagai event penting di Bali.
"Kita pada saat itu (KTT G20) ditugaskan untuk mengamankan, karena seperti yang Bapak dan Ibu ketahui Bali ini tahun ini menjadi salah satu destinasi event-event besar khususnya yang paling besar kemarin adalah G20," kata Sales Branch I Pertamina Bali Arnaldo Andika saat acara diskusi yang diadakan DPC GMNI Denpasar, Rabu (7/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andika menjelaskan, sejak awal tahun Pertamina menyalurkan BBM jenis solar dengan kuota. Namun, solar yang tersalurkan itu nyatanya sudah melebihi kuota sejak Juni hingga November 2022. Bahkan saat KTT G20 pada November lalu, penyaluran solar mencapai 19 juta liter lebih.
"Di November saatnya G20 itu kita memiliki realisasi paling besar selama tahun 2022 untuk solar subsidi. Dalam bulan November kita menyalurkan 19.882 kiloliter. Jadi bukan liter, tapi kiloliter. Jadi (kita menyalurkan sebanyak) 19.882.000 liter kita salurkan di November," jelasnya.
Andika menambahkan, solar subsidi yang disalurkan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mempunyai kuota. Selain Solar, Pertalite sebagai bahan bakar jenis penugasan juga memiliki kuota yang sudah ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
"Nah setelah selesai G20 tentunya kami pun sudah harus melihat sisa kuota yang ada di tahun 2022 ini. Kenapa? Karena kalau kita menyalurkan melebihi kuota itu, ada konsekuensi adalah subsidi itu tidak akan digantikan oleh pemerintah. Jadi itulah kenapa sebenarnya kuota inilah yang menjadi acuan kami dalam menyalurkan solar seharusnya," kata dia.
Namun, jelas Andika, di awal tahun sampai dengan November pihaknya memang tidak melakukan pembatasan kuota. Sebab, event di Bali sangat banyak, termasuk Presidensi G20.
Andika mengakui, kuota solar untuk empat kabupaten dan kota di Bali sebenarnya sudah habis pada November ini. Karena itulah, di awal Desember pihaknya melakukan pengendalian.
"Nah itulah kenapa pada saat awal Desember kemarin kami mencoba upaya mengendalikan kuota itu supaya bisa awet sampai dengan akhir tahun. Misalkan kita tidak melakukan pengendalian pada saat kemarin itu ada potensi kuota ini habis di pertengahan bulan atau di awal bulan, apa yang terjadi kalau habis itu 0 sama sekali," kata dia.
Andika menambahkan, antrean kendaraan di sejumlah SPBU beberapa hari terakhir menunjukkan BBM jenis solar masih tersedia meski dengan jumlah terbatas. "Jadi memang secara harian kita kendalikan tujuannya supaya kuota ini bertahan sampai akhir tahun. Jadi benar setiap harinya itu nanti tetap ada solar, namun memang berkurang," tandasnya.
(iws/dpra)