Krisis Solar di Bali mengakibatkan terjadinya antrean truk hingga bus di beberapa SPBU di Bali. Terkait hal tersebut, Pertamina akan melakukan pengaturan ulang penyaluran kuota Solar.
"Untuk mengatasi hal tersebut, Pertamina berinisiatif melakukan pengaturan ulang atau normalisasi dengan menyalurkan Solar berdasarkan kuota Provinsi. Sehingga diharapkan lembaga penyalur dapat pasokan Solar secara merata," ucap Pjs. Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Cholishon Liwajhillah.
Pihaknya mengklaim antrean pembelian Solar di beberapa SPBU di Bali dikarenakan telah habisnya kuota Solar di beberapa lembaga penyalur. Hingga saat ini Pertamina terus memastikan agar seluruh penyaluran patuh regulasi dan kuota Solar yang ditetapkan BPH Migas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai operator yang ditugaskan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen siap menyalurkan Solar sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah. Diharapkan kepada pelanggan untuk tidak panik dan membeli sesuai kebutuhan," ungkapnya ketika dihubungi, Selasa (6/12/2022) pagi.
Disinggung terkait kuota dan pasokan Solar di Bali, ia mengatakan itu kapasitas BPH Migas. Sebelumnya, Pertamina juga menilai kendaraan khususnya truk-truk yang mengangkut material untuk keperluan pembangunan proyek, baik swasta maupun pemerintah, harusnya menggunakan Dexlite, bukan Solar. Mengingat Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 telah menetapkan konsumen yang berhak menggunakan Solar subsidi.
Kelangkaan Solar terjadi di beberapa wilayah Bali, di antaranya Denpasar, Tabanan, Jembrana, hingga Karangasem. Akibatnya, sopir truk harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan Solar. Bahkan, mereka sudah mendatangi beberapa SPBU namun terjadi kekosongan.
(irb/hsa)