BPJN Ungkap Penyebab Jalan Berlubang di Jalur Maut Denpasar-Gilimanuk

Jembrana

BPJN Ungkap Penyebab Jalan Berlubang di Jalur Maut Denpasar-Gilimanuk

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Kamis, 01 Des 2022 22:18 WIB
Petugas BPJN Jawa Timur-Bali melakukan survei jalan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD), Rabu (30/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali).
Petugas BPJN Jawa Timur-Bali melakukan survei jalan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD), Rabu (30/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali).
Jembrana -

Sejumlah titik di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk ditemukan berlubang dengan berbagai ukuran. Kondisi tersebut membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Provinsi Bali, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jawa Timur-Bali, Anak Agung Yoni Sathia Puspadewi mengungkapkan, kerusakan jalan tersebut dipengaruhi beberapa faktor. Selain air hujan, kendaraan yang mengangkut muatan berat juga sebagai faktor rusaknya jalur maut tersebut.

"Memang selain air hujan yang mengakibatkan komponen perkerasan sering terkena air akan lebih mudah lepas. Kendaraan yang berat juga sangat mempengaruhi kerusakan yang terjadi," ungkap Yoni, Kamis (01/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yoni kemudian menjelaskan perbedaan kelas jalan di Jawa Timur dan Bali. Menurutnya, perbedaan kelas jalan itu juga sangat mempengaruhi kondisi jalan di jalur Nasional Denpasar-Gilimanuk.

"Kelasnya beda dengan Jawa Timur. Jalan di Bali kelas II, sedangkan Jawa Timur kelas I itu istilahnya muatan terberat itu 10 ton. Sampai di Bali dengan kelas II yang hanya maksimal 8 ton, di sana kendalanya," paparnya.

Namun demikian, menurut Yoni, kondisi jalan di Jembrana masih layak untuk dilalui kendaraan. Terkait sejumlah titik jalan yang berlubang, dirinya mengaku sudah melakukan penambalan.

"Karena kami selalu dibandingkan dengan Jawa Timur, makanya kita istilahnya bertahan dengan pemeliharaan yang ada. Di Bali masih kategori baik," ujarnya.

Yoni menambahkan, Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk juga telah disurvei menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD). Alat tersebut dioperasikan oleh petugas dari BPJN Jawa Timur-Bali untuk mengukur kondisi struktur jalan nasional.

"Struktur jalan yang tidak rusak atau tidak ada lubang kondisi strukturnya juga diukur. Dengan menggunakan FWD ini hasilnya untuk menentukan tebal lapisan aspal. Karena jalan yang sering dilewati, ada penurunan tetapi tidak terlihat signifikan sehingga perlu diukur dengan FWD," papar Yoni.

Yoni menambahkan, hasil survei itu bertujuan untuk menentukan ketebalan aspal. "Itu cuma kita lakukan survei, kita data, nantinya sebagai data dasar, andaikan ada kondisi secara visual rusak (berlubang), diambil data ini untuk diperbaiki," tandasnya.




(iws/dpra)

Hide Ads