Sebanyak 16 pedagang korban kebakaran di Pasar Mengwi rencananya akan direlokasi ke area parkir barat pasar. Lokasi berdagang sementara untuk para korban itu akan disiapkan oleh pihak Desa Adat Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.
Salah satu korban bernama Ni Nyoman Rumini mengaku masih berpikir untuk ikut berjualan kembali. Sebab, seluruh barang dagangannya ludes. Begitu juga dengan mesin jahit yang ia miliki. Ia bahkan mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 700 juta dan tak punya asuransi.
"Saya juga masih nunggu kalau nanti relokasi sementara. Ya saya usahakan cari mesin jahit supaya bisa buka lagi. Walaupun sedikit. Mesin saya di toko sudah habis (terbakar)," tutur Rumini kepada detikBali, Rabu (30/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua habis (terbakar). Kain-kain itu semua. Saya tidak punya stok dagangan di rumah," sambungnya lirih.
Bendesa Adat Mengwi Anak Agung Gelgel menyebut total kerugian akibat kebakaran Pasar Mengwi Selasa malam mencapai Rp 3,8 miliar. Pihak desa adat pun ingin perbaikan gedung bisa dilakukan secepatnya dengan anggaran yang ada sembari berharap ada bantuan dari Pemkab Badung.
Menurut Agung, pedagang tampaknya baru bisa normal berjualan pada Januari atau Februari 2023. "Jadi tahun depan kemungkinan (pedagang) bisa kembali dengan bangunan baru sekaligus kita perbaikan instalasi listrik pasar sehingga lebih aman," jelas Agung.
Ia mengaku, dengan kondisi bangunan lantai dua yang sementara tak beroperasi, praktis berpengaruh terhadap pendapatan pasar. Meski demikian, menurutnya sektor produktif penghasil pendapatan seperti los pedagang hingga pasar senggol masih aman.
"Pendapatan pasar per tahunnya ke desa sampai Rp 2,2 miliar," bebernya.
Kebakaran melanda Pasar Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Selasa (29/11/2022) malam. Insiden tersebut mengakibatkan 56 kios milik 16 pedagang di lantai dua pasar ludes.
Menurut Agung, kebakaran Pasar Desa Adat Mengwi juga pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, insiden kebakaran lebih dahsyat terjadi sekitar 1990-an.
"Saya baru menjabat Bendesa 2022, ini peristiwa pertama. Kami sudah lapor ke bupati, mudah-mudahan ada bantuan dan pasar tradisional ini bisa beroperasi," pungkas Agung.
(iws/hsa)