Berbagai persiapan pengamanan dilakukan demi kelancaran KTT G20 Bali. Aktivitas di perairan Kuta Selatan dibatasi, salah satunya para nelayan wajib libur melaut selama dua hari pada puncak G20 tanggal 15-16 November 2022.
Adanya pembatasan aktivitas nelayan itu dibenarkan Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Kelurahan Tuban, Made Sumasa. Made Sumasa mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut (AL) bahwa nelayan wajib libur pada tanggal 15-16 November.
"Iya benar, kami akan meliburkan nelayan untuk tidak melaut di tanggal 15-16 pada puncak G20 itu. Tapi saya belum umumkan kepada nelayan," ujarnya saat dihubungi detikBali, Kamis (10/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Apsari (31) nelayan asal Bondowoso yang sudah menetap di Pantai Kelan mengaku belum ada imbauan terkait libur melaut pada saat KTT G20. Biasanya, katanya akan diinfokan oleh ketua kelompok nelayannya.
"Ya paling belum (diumumkan). Tapi saya dengar ya itu bakal libur dua hari di puncaknya KTT, saya sih nggak masalah, kan Pasar Ikan Kedonganan juga tutup," jelasnya.
Ia menceritakan bahwa saat dirinya melaut, sudah banyak kapal-kapal dari TNI AL yang berjaga selama 24 jam. Ia pun mengerti bahwa nelayan dilarang melaut pada saat KTT G20 untuk mengantisipasi adanya aksi teroris.
"Ya saya tahunya gitu, soalnya tentaranya bilang sendiri, cuma kalau dari kelompok nelayan belum ada larangan melaut," tukasnya.
Akibat adanya larangan melaut tentu saja berpengaruh pada pendapatannya. Namun Apsari mengaku hanya bisa mengikuti aturan demi kelancaran KTT G20.
"Ya jelas (pendapatan berpengaruh). Tapi mau gimana lagi, katanya antisipasi teroris. Dari pada saya ditangkap," imbuhnya.
Pantauan detikBali Kamis (10/11/2022) di bawah Tol Bali Mandara nampak sejumlah aparat TNI/Polri sudah melakukan penjagaan. Memasuki area Pantai Kelan, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta Selatan sejumlah aparat TNI/Polri juga mulai berjaga.
(nor/hsa)