Masjid Pahlawan Jembrana, Dulunya Tempat Pasukan I Gusti Ngurah Rai

Masjid Pahlawan Jembrana, Dulunya Tempat Pasukan I Gusti Ngurah Rai

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Minggu, 06 Nov 2022 10:36 WIB
Masjid Pahlawan yang terletak di Banjar Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Sabtu (05/11/2022).
Masjid Pahlawan yang terletak di Banjar Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Sabtu (05/11/2022). Foto: I Putu Adi Budiastrawan
Jembrana -

Masjid Pahlawan, Banjar Air Kuning, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Muslim. Memiliki banyak cerita berkaitan dengan sejarah kemerdekaan RI.

Masjid Pahlawan pernah sebagai tempat persembunyian senjata hingga tempat untuk pasukan I Gusti Ngurah Rai menyusun strategi perang melawan penjajah.

Desa Air Kuning memang dikenal sebagai tempat transit para pasukan pahlawan Bali I Gusti Ngurah Rai sebelum menyeberang ke Pulau Jawa menggunakan perahu nelayan untuk memperkuat pasukannya melawan penjajah. Bahkan para pemuda setempat ikut membantu para pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menyembunyikan perahu serta senjata mereka di sebuah tempat ibadah.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Air Kuning, Jainuri (84) saat ditemui di kediamannya, Sabtu (05/11/2022) membenarkan adanya kejadian tersebut di desanya. Dirinya menceritakan, bahwa dulu almarhum kakaknya ikut terlibat membantu para pahlawan menyembunyikan persenjataan di sebuah masjid yang dulu dikenal bernama Masjid Jamik.

"Selain tempat ibadah umat Muslim, Masjid Jamik juga dulunya difungsikan sebagai tempat persembunyian para pejuang I Gusti Ngurah Rai sebelum melakukan pertempuran di Margarana. Di sini mereka menyusun rencana, sembari berlindung dari penjajah Belanda agar tidak diketahui," papar Jainuri.

Anehnya lagi, lanjut Jainuri, saat tentara Belanda masuk ke dalam masjid dan menggeledah isi di dalamnya, tidak ditemukan satupun senjata yang disembunyikan para pejuang dulu.

"Para penjajah Belanda tidak tahu bahwa di bawah tikar pandan itu ada senjata dan bahan peledak yang disembunyikan oleh pejuang, padahal hanya ditutup tikar pandan" tuturnya.

Setelah adanya penggeledahan di rumah-rumah warga oleh para penjajah, para pahlawan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju arah timur.

"Setelah menyusun strategi, baik itu pejuang Muslim maupun Hindu, mereka bersatu di sana, selanjutnya para pasukan menyamar sebagai warga dan membawa persenjataan mereka menggunakan gerobak berjalan ke arah timur," ujarnya.

Disinggung mengenai tahun persis kejadian tersebut, Jainuri masih belum mengingatnya, sehingga hanya menceritakan apa yang ia ketahui dan berdasarkan cerita para leluhur terdahulu. Ditanya mengenai rekan sejawatnya dulu, pria kelahiran Madiun ini juga menjelaskan seluruhnya sudah meninggal dunia.

"Teman-teman kami semua sudah tiada, yang saya tahu seperti itu," tegasnya.

Setelah beberapa kali direnovasi, lanjut Jainuri, Masjid Jamik kemudian diganti nama dengan persetujuan seluruh warga dan sebagai penghormatan bagi para pahlawan, sehingga munculah nama Masjid Pahlawan.

"Sempat hendak diberi nama Masjid Aistiqlal, namun beberapa pengurus serta warga lain tidak setuju, sehingga munculah nama Masjid Pahlawan," tandasnya.

Warga Temukan Besi dan Meriam

Salah seorang warga lainnya, Agus Arsani (74) ditemui terpisah menjelaskan, Masjid Pahlawan sudah direnovasi hingga 3 kali, setelah renovasi kedua saat gempa bumi tahun 1976 yang mengguncang Bali, Masjid Pahlawan dibangun lebih besar dan melebar ke arah timur dari posisi sebelumnya.

"Saat penggalian dilakukan, warga setempat menemukan beberapa besi yang tidak berkarat dan diyakini sebagai alat perang para pahlawan, bahkan ditemukan juga meriam yang berukuran cukup besar. Karena kami tidak mengerti digunakan apa, ya dikubur kembali di dalam sebuah sumur," papar Arsani.

Hingga kini, Masjid Pahlawan tetap dilakukan perbaikan, serta menghias bagian dalam dan luar Masjid agar terlihat lebih indah. "Kunjungan Masjid Pahlawan ini juga banyak dari luar Bali, namun lantaran tidak ada makam Wali, kunjungan masih tidak seramai masjid di kampung Loloan," pungkasnya.



Simak Video "Pelaku Curanmor Lintas Kabupaten di Bali Diciduk, Amankan 28 Motor"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT