Jadi Ikon, Rumah Panggung Loloan di Jembrana Makin Berkurang

Jadi Ikon, Rumah Panggung Loloan di Jembrana Makin Berkurang

I Ketut Suardika - detikBali
Kamis, 23 Jun 2022 09:21 WIB
Rumah panggung Loloan merupakan salah satu ikon yang dapat ditemui di Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur, Jembrana.
Rumah panggung Loloan merupakan salah satu ikon yang dapat ditemui di Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur, Jembrana. (Foto: I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Rumah panggung Loloan merupakan salah satu ikon yang dapat ditemui di Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur, Jembrana. Arsitektur rumah tradisional ini kental dengan ciri khas budaya Melayu di Jembrana. Namun, kini keberadaannya makin berkurang lantaran banyak pemiliknya yang menjual.

"Sering berjalannya waktu ada rumah yang terjual," kata Kepala Kewilayahan Loloan Timur, Muztahidin, kepada detikBali, Rabu (22/6/2922).

Muztahidin menjelaskan, dahulu jumlah rumah khas Melayu itu mencapai ratusan unit di lingkungannya. Hal itu karena hampir setiap rumah warga di Loloan menggunakan rumah panggung unik tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan, asal mula rumah panggung ini terkait dengan sejarah keberadaan muslim Loloan yang diberi tempat seluas 80 hektar oleh Raja Jembrana. Lokasinya berada di sebelah timur dan barat Sungai Ijogading. Lantaran berada di bantaran sungai, maka dibangunlah rumah panggung untuk menghindari banjir dan serangan hewan buas.

"Rumah panggung ini sudah ada sekitar tahun 1700-an," kata

Sering berjalannya waktu, rumah panggung Loloan semakin berkurang. Pendataan terakhir pada tahun 2013, di Loloan Barat dan Loloan Timur masih tersisa sebanyak 85 unit rumah.

Muztahidin menyebut, khusus di Loloan Timur saja sudah berkurang tiga rumah, sehingga menjadi 59 unit rumah. Menurutnya, pemilik rumah panggung memilih untuk menjual rumahnya dan beralih menggunakan desain rumah modern.

"Ada kaitannya juga dengan warisan. Rumah panggung tidak ditempati, jadi rusak. Ahli warisnya menjual," imbuhnya.

Dia menjelaskan, penjualan rumah panggung tidak dengan tanahnya, melainkan dijual beberapa bagian rumahnya saja. Kebanyakan digunakan untuk vila-vila atau pengusaja yang tertarik dengan rumah panggung Loloan.

"Kami hanya mengupayakan mengenai keberadaan rumah panggung ini. Sudah banyak juga dilakukan tokoh kami, bahkan mencoba untuk menjadikan cagar budaya sudah dilakukan," ungkapnya.

Kebanyakan, rumah panggung berusia tua dan masih bertahan sampai saat ini berada di sekitar masjid Baitul Qodim, masjid terbesar di Loloan Timur. Itu pula sebabnya kampung sekitar masjid kerap disebut Kampung Tua.

"Banyak peneliti yang datang. Penelitian terkait dengan harmonisasi dan akulturasi budaya, muslim dan Hindu yang ada di Loloan," imbuhnya.




(iws/iws)

Hide Ads