Usai hengkang dari Partai NasDem, kini Niluh Djelantik bersiap menapaki jalan barunya di kancah politik. Ia mengklaim dirinya sudah didekati sejumlah partai politik. Belakangan, Niluh Djelantik juga mendapat dukungan untuk maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Pemilu 2024.
Pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Undiknas I Nyoman Subanda, menyebut Niluh Djelantik sebagai sosok sentral dan bukan karena partai politik. Menurutnya, Niluh Djelantik lebih tepat disebut sebagai tokoh pergerakan.
"Di mana-mana, kalau lihat statemen-nya, ketika ada orang yang dimarjinalkan, ketika ada orang yang dizalimi, kalau ada arogansi, di situ ada Niluh Djelantik. Pasnya tokoh pergerakan," kata Subanda, Sabtu (29/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subanda menambahkan, kiprah Niluh Djelantik yang aktif bermain media sosial juga menjadi alasan beberapa parpol meminangnya untuk bergabung.
"Banyak yang bilang Niluh Djelantik itu salah satu vote getter. Pasti punya pengikut. Karena banyak main di media sosial. Kalau itu menjadi salah satu indikatornya," imbuhnya.
Subanda kemudian mengomentari pernyataan pengurus Partai NasDem Bali yang menyebut mundurnya Niluh Djelantik tidak berpengaruh signifikan pada Pemilu 2024. Menurut versi NasDem, justru sosok Anies Baswedan yang telah dideklarasikan sebagai calon presiden yang menjadi magnet.
"NasDem sendiri sudah menyatakan itu tidak ada pengaruhnya. Justru magnetnya Anies jauh lebih besar. Tapi itu hanya bisa dibuktikan nanti pada 2024," kata Subanda.
Subanda juga menjelaskan beberapa pengalaman Pemilu sebelumnya di Bali. Menurutnya, karakteristik pemilih di Bali tidak menginginkan sosok yang terafiliasi atau berkoalisi dengan partai-partai atau ormas-ormas yang identik dengan identitas keagamaan.
"Kecenderungan (memilih partai dan sosok capres) nasionalis, menjaga heterogenitas, dan multikultural," ujarnya.
Oleh karena itu, bila Anies Baswedan tetap pada manuver politik yang terafiliasi dengan ormas atau kelompok yang memainkan politik identitas, maka menurut Subanda pemilih di Bali tidak akan ada di partai tersebut. "Dalam konteks ini, tentu akan berpengaruh terhadap konstituen NasDem di Bali," jelasnya.
NasDem Bali Tak Terpengaruh Niluh Djelantik
Sebelumnya, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai NasDem Bali mengklaim tidak terpengaruh dengan langkah mantan kadernya, Niluh Djelantik, yang didorong maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Pemilu 2024.
"Kami yakin kondisi ini tidak akan berpengaruh terhadap upaya NasDem merebut simpati pemilih pada Pemilu 2024," ujar Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik, Agus Dei, Sabtu (29/10/2022).
Agus mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah keputusan DPP yang menghormati dan menghargai sikap Niluh Djelantik sebagai sebuah pilihan politik.
"Kan sudah resmi (pamit). Karena DPP sudah menetapkan itu, kami di DPW mengamankan keputusan itu. Siapapun anak bangsa yang pamit atau pergi kami tidak pernah melarang. Karena hak politik dan pilihan seseorang yang mesti dihormati," tegasnya.
Niluh Djelantik sebelumnya mengklaim sudah didekati oleh lima partai politik dan mengajaknya untuk bergabung. Hanya saja, ia enggan membeberkan parpol itu satu per satu.
"Yang jelas lima partai yang sudah lolos PT (parliamentary threshold)," kata Niluh Djelantik di kediamannya, Jumat (28/10/2022).
"Hubungan-hubungan seperti ini saya jaga juga. Dan saya sudah putuskan sudah ada di luar garis itu (partai politik). I have my own way (saya punya cara sendiri) tanpa harus menyenggol atau menyinggung kehormatan partai-partai tersebut," tukasnya.
Tak hanya itu, Niluh Djelantik juga mendapat dukungan untuk maju sebagai calon anggota DPD pada Pemilu 2024 usai hengkang dari partai besutan Surya Paloh. Setidaknya ada 10 komunitas yang menyampaikan dukungannya terhadap Niluh Djelantik. Meski begitu, ia belum memberi keputusan.
"Kalau sudah saatnya tiba, di situ saya akan berikan keputusan final," kata Niluh Djelantik.
(iws/iws)