"Setelah keluar dari partai, kami melihat banyak masyarakat yang melalui media sosial mendorong Mbok Niluh Djelantik untuk maju sebagai calon anggota DPD. Kamipun mendorong seperti demikian," ujar Gede Rediana Yasa, fasilitator pertemuan Niluh Djelantik dengan sepuluh komunitas yang mendorongnya maju sebagai calon anggota DPD pada Pemilu 2024.
Rediana Yasa menyebutkan, dorongan agar Niluh Djelantik maju sebagai calon anggota DPD pada Pemilu 2024 mendatang ini ada yang datang dari Komunitas Tenun Kalianget; pelaku pariwisata di Pemuteran, Buleleng; Komunitas Driver Freelance; Komunitas Burung Murai; Remagi Bali; Anak Rantau Mengandang (ARM), dan Komunitas Pemuda Buleleng Timur.
"Ada sekitar sepuluh komunitas dari berbagai bidang," ujar pria yang akrab disapa Sinyo tersebut dan fasilitator dalam pertemuan antara seluruh komunitas tersebut dengan Niluh Djelantik.
Menurutnya, dukungan yang disampaikan melalui media sosial itu perlu direalisasikan dan disampaikan langsung kepada Niluh Djelantik.
"Kalau bicara media sosial, (dukungan) itu bisa kelakar atau sekadar usul saja. Karena itu saya mempertemukan seluruh komunitas ini dengan Niluh Djelantik. Kebetulan momennya pas karena hari ini peringatan Sumpah Pemuda," imbuhnya.
Secara prinsip, sambungnya, dorongan ini muncul karena didasari kiprah Niluh Djelantik yang alami dan mengalir begitu saja. Baik di politik praktis maupun di luar itu.
"Toh perjuangannya untuk menyerap aspirasi yang masuk (jalan terus). Kalau dia terus seperti itu akan capek. Sekalian saja masuk ke sistem. Tapi ya tidak (melalui) jalur partai politik. Lebih baik kami dorong maju lewat jalur DPD," ujarnya.
Di saat yang sama, Sinyo menegaskan aspirasi dan dorongan agar Niluh Djelantik maju sebagai calon anggota DPD pada Pemilu 2024 itu murni. Hal yang sama juga ditegaskan Henky Suryawan dari Forum Peduli NKRI.
"Ini murni aspirasi kami. Tidak ada bayar-bayaran," tegas Henky.
Ia mengatakan, pihaknya begitu juga dengan komunitas lainnya, melihat perjuangan Niluh Djelantik itu tidak dalam waktu yang sebentar.
"Jauh sebelum berkiprah di politik dia sudah jalan tanpa tujuan sebagai pejabat publik. Tapi kami ingin cakupannya lebih luas lagi. Dengan tanpa menjadi apa-apa sudah melakukan sedemikian banyak apalagi masuk sistem," pungkasnya.
(nor/dpra)