Narapidana atau napi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan adu bakat dalam lomba bernyanyi dan stand up comedy. Mereka adu bakat tarik suara dan melucu untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda dan meriahkan perhelatan G20 di Bali.
"Ini dalam rangka hari sumpah pemuda dan juga memeriahkan G20, kami Lapas Perempuan Kerobokan mengadakan lomba yang pertama stand up comedy (dan) yang kedua lomba menyanyi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan Ni Luh Putu Andiyani kepada detikBali, Jumat (28/10/2022).
Pantauan detikBali di lokasi, para napi beradu bakat tarik suara dan stand up comedy di Ruang Serbaguna Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan yang dimulai sekitar pukul 09.50 Wita. Baru mulai, para napi lain yang menonton sudah nampak antusias.
Mereka bersorak-sorai mendukung perwakilan masing-masing kamarnya. Situasi itu juga didukung dengan penampilan para napi yang apik dalam mengikuti lomba stand up comedy maupun bernyanyi.
Adu bakat bernyanyi dan stand up comedy di Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan memang diikuti oleh napi dari masing-masing kamar. Menurut Andiyani, total ada 14 orang yang beradu bakat di masing-masing kategori, baik tarik suara maupun stand up comedy.
"Jadi sebenarnya kan ada 16 kamar. Jadi yang di kamar hamil dan satu lagi mapenaling (tidak ikut lomba) karena mereka belum boleh keluar, mereka baru datang dari tahanan kejaksaan. Jadi sifatnya mereka memang belum boleh berbaur mengingat masih pandemi ini. Mereka wajib diisolasi selama dua minggu," terangnya.
Andiyani menuturkan, lomba ini cukup bergengsi karena para napi merebutkan tiket untuk dikirim ke tingkat nasional yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Ditjen PAS bekerja sama dengan Yayasan Second Chance dalam menggelar lomba tersebut.
Dalam lomba di tingkat nasional itu diikuti oleh Lapas, Rumah Tahanan (Rutan) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) dari seluruh Indonesia. Pendaftaran untuk lomba tersebut berakhir tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini.
"Perlombaannya hari ini pendaftaran di tanggal 28. (Lombanya) bulan November, tapi hari ini sudah harus pendaftaran terakhir. Pendaftaran ke pusat," jelas Andiyani.
Selain di bidang bernyanyi dan stand up comedy, di tingkat nasional juga lomba menari. Namun, Andiyani tidak melakukan seleksi dikarenakan sudah dipastikan mengirimkan tarian maskot Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan.
"Ini yang nanti kita videokan, kita kirim ke pusat videonya. Nanti kita kirim video semua. Semuanya berbentuk video nanti kalau sudah masuk babak final baru ke Jakarta," jelas Andiyani.
Andiyani mengungkapkan, para napi mempunyai bakat bernyanyi memang sebelum masuk ke Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan. Beberapa dari mereka mendapatkan skill bernyanyi sebagai pemandu karaoke dan masuk ke Lapas Perempuan Kelas II-A Kerobokan akibat kasus narkoba.
Berbeda bagi mereka yang punya skill stand up comedy memang diasah ketika sudah berada di dalam Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan. Mereka mempersiapkan diri ketika mengetahui akan diadakan lomba.
"Yang stand up comedy itu ya mereka di sini saja. Awalnya sih garing, tapi mungkin karena sudah tahu ada lomba mereka mulai belajar, apa sih judulnya, apa yang saya sampaikan dikasih tahu teman-teman sekamarnya, saling tukar pikiran lah mereka di kamar," ujar Andiyani.
Andiyani berharap para napi ke depannya bisa lebih meningkatkan kreativitasnya dapat membuat para warga binaan pemasyarakatan (WBP) bisa senang dan tidak tertekan selama menjalani hukuman. Andiyani juga mengharapkan kreativitas para napi bisa ditampilkan di luar Lapas Perempuan Kelas II-A Kerobokan.
"Nanti kalau memang sudah tahu nanti bibit-bibit kreativitas mereka seperti ini, kita akan koordinasi dengan pihak luar biar bisa ngundang kami mungkin tampil di luar," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(nor/nor)