Rumah yang berada di bantaran Tukad Badung tersebut dihuni oleh 3 kepala keluarga (KK). Yaitu keluarga Hadijah, Riati, dan Siti Maryam. Total penghuninya 15 orang.
Hadijah (70) janda almarhum M Yusuf mengatakan, saat kejadian dia dan seluruh keluarganya berada di luar rumah. Mereka langsung syok begitu tahu rumah ambruk. Dia mengaku hanya tinggal baju yang melekat di badannya saja yang tersisa.
"Semua barang TV 2, kulkas, barang-barang berharga habis sudah cuma sisa baju ini saja," ungkapnya kepada detikBali di lokasi, Kamis (27/10/2022) dengan wajah yang masih nampak syok.
Ia mengaku sudah merasa bahwa rumahnya akan ambruk tergerus air sungai yang berada tepat di bawah rumahnya.
"Karena kita sudah liat betonan sedikit mrebel (rontok) dan soalnya rumah belum jadi betul baru diplester," imbuhnya bersama adiknya Riati (58) yang juga seorang janda.
Nampak keduanya masih sangat sedih ketika menceritakan kondisi bangunan rumahnya yang ambruk tergerus longsor.
Namun ia bersyukur tidak ada korban dalam kejadian itu. Rumah itu sendiri sudah dihuni olehnya sejak lahir, kemudian di tahun 2019 mulai direnovasi menjadi lantai 3. Di bawah sendiri dijadikan kolong untuk memelihara ayam.
Hadijah kemudian mengungkap kronologi kejadian itu bahwa pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita hujan sempat turun namun tidak deras.
Dan kurang lebih pukul 13.30 terdengar suara 'kretek-kretek,' kemudian anaknya menyuruh seluruh keluarganya lari keluar.
"Ya sebenarnya rumah itu sudah retak - retak maunya diperbaiki sama anak saya. Tapi anak saya lagi pulang ke Jawa," katanya.
Untuk sementara, semua keluarganya kini tinggal di kos tetangga.
Nampak di lokasi aparat gabungan seperti dinas sosial, BPBD, PMI, dan kepolisian, melakukan pendataan dan mendampingi keluarga korban.
Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty mengatakan, pihaknya saat ini sudah melakukan pendataan menyeluruh terkait peristiwa tersebut. Termasuk para korban dan kebutuhan mereka.
Yang pertama katanya adalah memberikan bantuan yang dibutuhkan seperti pakaian, alat mandi, kemudian untuk difabel karena ada satu adik Hadijah bernama Supiah (60) yang tunarungu pihaknya masih menunggu kemauan keluarganya apakah harus dievakuasi oleh dinas sosial atau tidak.
"Sementara kita kan mendata kebutuhan yang mereka perlukan termasuk apakah nanti keluarganya yang difabel itu kita bawa atau tidak apakah mereka ter-cover BPJS atau tidak," ucap Laxmy.
(hsa/dpra)