Hendra, bocah 7 tahun di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, meninggal dunia, Rabu (19/10/2022) malam. Bocah asal Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, itu menghembuskan napas terakhir beberapa jam usai diberikan vaksin antirabies.
Kepergian Hendra masih meninggalkan tanda tanya bagi orang tua dan keluarga besarnya. Sebab, berkembang beberapa versi dugaan penyebab kematian siswa kelas I SD Waemata Labuan Bajo tersebut. Namun, bocah tersebut sebelumnya memang sempat digigit anjing pada bagian lehernya.
"Mungkin anjingnya diganggu (sehingga digigit)," ujar seorang tetangga korban, Kamis (20/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibunda korban, Maria Jemia, sempat memberikan pertolongan pertama pada buah hatinya dengan membersihkan bekas luka gigitan anjing itu menggunakan sabun deterjen. Hendra rupanya baik-baik saja setelah itu. Ia pun sempat bermain kembali.
Meski begitu, Maria tetap ingin memastikan anak ketiganya tersebut baik-baik saja. Ia pun membawa Hendra ke Puskesmas Labuan Bajo untuk mendapatkan vaksin antirabies.
Tak berselang lama setelah disuntik vaksin antirabies, mulai muncul pembengkakkan di leher Hendra. Oleh dokter, menurut cerita keluarga korban, pembengkakan itu disebut sebagai reaksi penyuntikkan vaksin antirabies. Cukup dikompres dengan air hangat, Hendra pun diperbolehkan pulang.
Tiba di rumah, kondisi Hendra rupanya memburuk. Sekujur tubuhnya membengkak, mulai dari wajah sampai kaki. Bahkan, baju yang biasa dipakainya tak lagi muat di tubuhnya.
Hendra kemudian dilarikan ke RSUD Komodo. Sempat ditangani, tapi nyawanya tak tertolong. Usai meninggal, pembengkakkan pada tubuhnya mulai menyusut.
"Udah berkurang bengkaknya, tidak seperti saat dibawa ke Rumah Sakit," ujar salah satu kelurga korban saat ditemui di Rumah Duka.
Keluarga korban meyakini, Hendra meninggal bukan karena gigitan anjing rabies. Ayah Hendra, Redentus Magang, didampingi sejumlah keluarganya sempat mendatangi Polres Manggarai Barat untuk melaporkan kasus kematian anaknya. Namun, laporan itu belum bisa diproses oleh pihak Kepolisian karena perlu pembahasan lebih lanjut di internal keluarga besarnya.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat memberi atensi kasus yang dialami bocah tersebut. Sebab, apa yang dialami Hendra ini dianggap kasus yang langka.
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Paulus Mami mengatakan pihaknya membentuk Tim Dokter yang terdiri dari sejumlah dokter spesialis untuk melakukan audit atas kasus medis yang dialami Hendra. Tujuannya untuk mengetahui secara terang benderang penyebab kematian Hendra.
"Tadi saya lakukan rapat dengan para dokter semuanya untuk melakukan audit, agar benar-benar peristiwa ini terang benderang," jelasnya.
Ia tak menampik kemungkinan Hendra meninggal karena reaksi vaksin antirabies. Namun, ia menegaskan kemungkinan itu terjadi sangat kecil.
"Secara keseluruhan kita mendukung itu karena ini kalau dilihat dari teorinya 1 dari 1 juta orang akan terjadi (kasus kematian akibat pemberian vaksin antirabies). Sebenarnya nol dampak tapi persoalan dari imun tubuh itu sendiri. Jadi tidak semua orang," pungkasnya.
(iws/hsa)