Bangunan palinggih padma yang posisinya di tengah-tengah Tukad Taksu, Banjar Dinas Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, viral di media sosial. Palinggih tersebut tetap berdiri kokoh meski diterjang banjir bandang pada Senin (17/10/2022).
Pantauan detikBali, jembatan penghubung di samping palinggih tampak jebol. Tak hanya itu, tanah di sebelah kanan palinggih juga tergerus. Namun, palinggih berbalut kain poleng (kotak-kotak hitam putih) dan dipayungi tedung berwarna kuning itu tidak mengalami kerusakan sedikitpun.
Bendesa Adat Nangka, I Ketut Oka (73) mengatakan palinggih padma di Tukad Taksu merupakan pengayengan Ida Bhatara ring Pura Penataran Agung Nangka. Palinggih tersebut erat kaitannya dengan Ida Bhatara Gunung Agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gunung Agung kan ada pemedal-nya atau tempat masuk yang disebut candi. Berdasarkan keyakinan masyarakat Desa Adat Nangka, candi tersebut ada penghuninya yaitu Tabeng Wijang atau patih dari Ida Bhatara Gunung Agung," tutur Oka saat ditemui, Kamis (20/10/2022).
Ia menjelaskan, Tukad Taksu merupakan akses menuju Pura Penataran Agung Nangka. Itulah sebabnya, palinggih padma sebagai pengayengan Ida Bhatara Gunung Agung dibangun di Tukad Taksu pada 2017 silam. Meski palinggih tersebut tergolong baru, sebelumnya di lokasi yang sama sudah ada batu yang dikeramatkan oleh warga sekitar.
![]() |
Warga setempat biasanya sembahyang atau menghaturkan canang sari yang hendak lewat di jalan tersebut. "Itu kita lakukan dan kami juga meyakini dengan melakukan persembahyangan di sana kita akan senantiasa mendapatkan keselamatan selama di perjalanan," kata Oka.
Sejak palinggih padma itu dibuat, Ketut Oka mengaku sudah puluhan kali lokasi tersebut diterjang banjir. Namun, yang paling dahsyat terjadi pada Senin (17/10/2022) lalu hingga membuat jembatan di sekitar palinggih padma itu jebol.
"Sudah banyak kejadian, tapi palinggih padma tersebut tetap berdiri kokoh," imbuh Oka.
Bahkan, Oka mengaku dirinya menyaksikan langsung saat bebatuan besar terbawa arus banjir bandang dari atas. Namun, material banjir bandang itu seolah berhenti di belakang pelinggih padma.
Sementara itu, salah seorang warga setempat I Made Mangku Warni (58) mengaku heran lantaran palinggih tersebut tetap berdiri kokoh usai diterjang banjir bandang. "Ini merupakan kebesaran dari Ida Bhatara yang melinggih atau berstana di padma tersebut," ujarnya singkat.
Sebagai informasi, Kabupaten Karangasem menjadi salah satu wilayah terdampak cuaca ekstrem sejak beberapa hari terakhir di Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem mencatat sebanyak 89 titik bencana yang tersebar di 7 kecamatan.
Tiga orang di Karangasem dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor pada Senin (17/10/2022) lalu. Sementara itu, ratusan kepala keluarga (KK) sempat mengungsi ke rumah kerabat hingga balai banjar.
(iws/hsa)