Potensi Hujan di Bali dan Skema Modifikasi Cuaca Saat KTT G20

Potensi Hujan di Bali dan Skema Modifikasi Cuaca Saat KTT G20

Chairul Amri Simabur - detikBali
Selasa, 11 Okt 2022 16:42 WIB
Pantauan detikBali hingga Sabtu (8/10/2022) siang sekitar pukul 12.30 Wita, banjir di Jalan Dewi Sri, Kuta, Badung, Bali, belum surut. Pengendara motor dan mobil tampak menerobos air yang masih menggenang.
Pengendara motor menerobos banjir di Jalan Dewi Sri, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (8/10/2022). (Triwidiyanti/detikBali)
Denpasar -

Cuaca ekstrem dan banjir turut menjadi perhatian dari sisi persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Terlebih, saat ini Bali sudah memasuki peralihan musim dari kemarau ke hujan. Skema rekayasa atau modifikasi cuaca diwacanakan sebagai antisipasi terjadinya banjir.

"Mungkin dengan menggunakan teknologi rekayasa terkait cuaca atau hal-hal lainnya," jelas Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Provinsi Bali, I Gede Pramana, dalam keterangan persnya terkait persiapan Provinsi Bali dalam pelaksanaan KTT G20, Selasa (11/10/2022).

Terpisah, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya, menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan hal tersebut akan dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dengar-dengar akan ada. Tapi saya belum dapat informasi pasti. Jadi saya belum berani memastikannya. Tapi kami siap memberikan informasi mengenai cuaca, arah angin, termasuk kegempaan," kata Wiryajaya saat dihubungi detikBali, Selasa (11/10/2022).

Menurutnya, teknologi modifikasi cuaca atau TMC itu merupakan ranah Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT). Karena teknologi itu dimiliki lembaga tersebut. Sedangkan pelaksanaannya dikerjasamakan dengan BMKG dari sisi suplai informasi kondisi cuaca.

ADVERTISEMENT

"Ini memerlukan koordinasi lebih lanjut. Apakah ini dengan BMKG pusat atau seperti apa. Biasanya, BPPT yang punya teknologi itu. Kami di BMKG sesuai tupoksi memberikan informasi kondisi cuaca dan arah angin untuk melakukan penyemaian. Banyak itu pertimbangannya," pungkasnya.

Ia menambahkan, BMKG turut dilibatkan sebagai subkoordinasi dalam tim pencegahan dan penanggulangan kebencanaan selama berlangsungnya KTT G20.

Sejauh ini, pihaknya telah menyiapkan link atau tautan informasi kondisi cuaca dan kegempaan yang bisa diakses pada display yang tersedia di lokasi pelaksaaan KTT G20.

"Di sana akan disiapkan display informasi cuaca dan kegempaan yang akan dipasang di lokasi pelaksanaan KTT. Termasuk di hotel-hotel tempat menginap delegasi. Sejauh ini kami masih menunggu izin (pemasangan display). Kalau sudah diizinkan kami akan pasang display di sana," imbuhnya.

Untuk diketahui, BMKG sebelumnya menyebut Bali sudah memasuki peralihan musim dari kemarau ke hujan. BMKG memprediksi seluruh Bali akan mengalami musim penghujan pada Desember 2022 mendatang. Adapun peralihan ke musim penghujan tahun ini sudah dimulai pada September. Masa peralihan dimulai dari wilayah Bali bagian tengah.

BMKG memprediksi puncak musim penghujan di Bali terjadi pada November 15 persen, Desember 10 persen, Januari 2023 70 persen dan Maret 2023 yakni 5 persen. Itu berarti, saat pelaksanaan KTT G20 November mendatang, Bali masih berpotensi diguyur hujan.




(iws/hsa)

Hide Ads