Hujan deras baru semalaman sudah menyebabkan beberapa titik Kecamatan Kuta dan Kota Denpasar terendam banjir, Sabtu (8/10/2022) kemarin. Genangan air yang terpantau di kawasan Seminyak, Kuta, dan Legian, bahkan mengharuskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung mengevakuasi 153 wisatawan, termasuk bule.
Kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung I Ketut Murdika mengatakan, pihaknya menerima laporan untuk mengevakuasi para wisatawan di sejumlah vila, kemarin. Wisatawan domestik dan mancanegara juga sempat dievakuasi menggunakan rubber boat.
"Tadi kita sudah evakuasi sekitar 33 tamu yang terdiri dari tamu warga asing dan lokal balita 5, WNA 23 orang dan 10 WNI, dan sisanya ada 120 orang itu di Ramada Encore, Jalan Dewi Saraswati 3, depan Hotel Ramada Encore. Kami hanya back up," kata Murdika di Legian, Kuta, Badung, Sabtu (8/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua LPM Kelurahan Legian, I Wayan Puspa Negara mengatakan, debit air cukup tinggi pada Sabtu pagi kemarin. Ia pun sempat meminta bantuan perahu karet untuk mengevakuasi warga dan wisatawan yang terjebak banjir. Terlebih lagi, ada sejumlah wisatawan yang hendak chek out dari tempatnya menginap.
"Mereka ada yang hendak check out dari beberapa vila dan akomodasi," kata Puspa Negara, Sabtu (8/10/2022).
![]() |
Selain banjir, BPBD Badung juga mencatat sejumlah titik longsor dan pohon tumbang yang menimpa palinggih pura hingga menimbulkan kerusakan. Hingga Sabtu sore, tercatat sebanyak 4 titik lokasi tanah longsor dan pohon tumbang di Badung, yakni di wilayah Kecamatan Petang, Abiansemal, Kuta Utara, dan Mengwi.
Tak hanya di wilayah Badung, genangan air juga terjadi di enam titik di Kota Denpasar, Sabtu kemarin. Adapun 6 titik banjir di Kota Denpasar antara lain Jalan Pura Demak, Tegal Kerta, Padangsambian Kelod, Sanur, Pemecutan Kaja, dan Monang-Maning. Dari sekian titik, debit air di Pura Demak merupakan yang tertinggi, yakni sedada orang dewasa.
"Sebenarnya di Jalan Pura Demak ini sudah dibangun sodetan yang kotaknya 1 meter x 2 meter, makanya selama 2 tahun ini tidak ada banjir. Tapi, ini terlalu beban karena air di Tukad Badung yang meluap ke sini jadinya sodetnya tidak mampu menampung," kata Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat meninjau lokasi banjir di Jalan Pura Demak Denpasar pada Sabtu (8/10/2022) pagi.
Halaman selanjutnya: Bali Masuki Musim Peralihan, Waspada La Nina...
Bali Masuki Musim Peralihan, Waspada La Nina
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa seluruh Bali akan mengalami musim penghujan pada Desember 2022 mendatang. Di tengah memasuki musim penghujan ini, BMKG memprediksi bakal terjadi fenomena la nina.
"Sekarang ini kita lihat memang karena kita sudah masuk musim penghujan, apalagi BMKG sudah memprediksi ada fenomena la nina," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya saat dihubungi detikBali, Jumat (7/10/2022).
Wiryajaya menjelaskan, fenomena la nina merupakan fenomena global yang berdampak pada penambahan curah hujan dari kondisi normalnya. Pihaknya memprediksi terjadi la nina lantaran pada masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan saat ini intensitas hujan mulai bertambah.
"Makanya kita lihat curah hujan bertambah dan sekarang ini sebagian besar masih pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Walaupun sudah di musim hujan tapi sebagian besar masih pada masa peralihan musim," jelasnya.
Wiryajaya mengatakan, peralihan ke musim penghujan tahun ini dimulai pada September. Masa peralihan dimulai dari wilayah Bali bagian tengah.
"Jadi saat ini wilayah Bali sebagian sudah memasuki musim penghujan yang dilalui pada September awal ini itu Bali bagian tengah, nanti diikuti oleh bagian lainnya," kata Wiryajaya.
Sementara itu, prediksi puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada November 15 persen, Desember 10 persen dan Januari 2023 70 persen dan Maret 2023 yakni 5 persen.
Wiryajaya meminta masyarakat agar selalu meng-update informasi dari BMKG. Informasi yang perlu dicermati terutama terkait keselamatan dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana yang ada.
"Karena kita tahu kalau musim hujan apalagi peralihan ini kan atmosfernya ini belum stabil sehingga ada potensi hujan dengan intensitas tinggi (tapi) durasinya singkat, angin kencang, bisa ada puting beliung, ada petir. Potensinya seperti itu bisa terjadi," pungkasnya.
Simak Video "Anugerah Figur Akselerator Pembangunan - detikbali Awards 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/nor)