.webp)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, TNI AU, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia lakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) Februari 2025. Hasilnya dinilai sangat positif.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo mengungkap OMC mampu mengurangi curah hujan sebesar 40-60 persen. Tak hanya itu, OMC mampu mengurangi kejadian banjir di wilayah Jakarta.
"Dampak positif dari upaya ini terlihat dari kondisi cuaca di DKI Jakarta yang hanya mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Sepanjang periode pelaksanaan OMC, terpantau tidak adanya kejadian banjir di wilayah DKI Jakarta," kata Budi dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (25/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OMC Akan Terus Dilakukan
Hasil baik juga disampaikan Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi DKI Jakarta Michael Sitanggang. OMC DKI Jakarta bertujuan untuk memitigasi bencana hidrometeorologi.
Terutama risiko banjir di Jakarta yang kerap hadir saat curah hujan ekstrem. Setelah pelaksanaan selesai, ada manfaat lain yang didapatkan dari OMC.
Bukan sekedar menekan potensi bencana, OMC juga dapat menjaga stabilitas lingkungan perkotaan. Hal ini juga merupakan dampak yang kerap timbul dari cuaca ekstrem.
Michael menambahkan, OMC akan terus dilakukan di masa mendatang. Paling utama tujuannya sebagai upaya mencegah risiko bencana hidrometeorologi.
"Ke depan, upaya serupa akan terus dilakukan sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi," tandas Michael.
Proses Operasi Modifikasi Cuaca
Mengutip laman Indonesia Baik, OMC menggunakan bantuan teknologi yang disebut Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). TMC dapat mencegah hujan atau membuat hujan buatan.
Ada dua metode pelaksanaan TMC. Pertama menggunakan pesawat untuk menaburkan garam atau NaCl ke awan.
Sedangkan kedua menggunakan jalur darat, Wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana pohon flare atau sistem statis. Keduanya memiliki cara kerja yang sama, yakni mengantar bahan semai berupa garam ke awan.
Garam yang dikirim ke awan diharapkan membuat hujan turun lebih cepat dibanding siklus normalnya ketika musim kemarau. Sedangkan ketika musim hujan, TMC diharapkan membuat hujan turun di lautan sehingga tidak mencapai wilayah yang rawan banjir.
(det/nwy)
