Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Buleleng Made Suparma mengatakan, vaksinasi rabies saat ini terkendala personel dan waktu. Sebab selain, harus melakukan vaksinasi rabies, pihaknya juga saat ini sedang fokus mengejar target vaksinasi Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Buleleng.
"Vaksinasi rabies saat ini berjalan, tapi tidak sesering kemarin sebelum ada PMK di Buleleng, tetapi tetap jalan," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Buleleng Made Suparma saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (20/9/2022).
Suparma menjelaskan, saat ini tidak ada lagi pelayanan vaksinasi di masing-masing kecamatan, melainkan hanya dilakukan ketika ada permintaan atau kondisi mendesak. Dengan cara mengoptimalkan vaksinasi door to door atau mendatangi rumah pemilik hewan peliharaan di desa yang ada kasus rabies.
"Kalau ada permintaan dari desa dan kondisinya emergensi, kami turun, door to door vaksinasinya. Seperti yang kemarin dilaksanakan di Desa Banjarasem itu cakupannya juga mencapai 500-an hewan yang berhasil divaksin dalam sehari," katanya.
Diberitakan sebelumnya, setelah sempat mereda beberapa bulan ini, kasus kematian akibat gigitan anjing rabies kembali terjadi di Buleleng, Bali. Bocah berusia tujuh tahun asal Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, dinyatakan meninggal dunia dengan status suspek rabies pada Senin (12/9/2022).
Senin (12/9/2022 sekitar pukul 13.15 Wita, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng. Korban mengalami keluhan panas, sakit pada kaki dan dada, tidak mampu menelan air, gelisah saat terkena anging, serta gelisah saat melihat cahaya.
Di mana gejala itu sangat identik dengan gejala penyakit rabies. Setelah mendapat perawatan dari tim medis beberapa jam kemudian tepatnya pukul 20.20 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.
(irb/irb)