PHRI Sebut Canggu Penyumbang Okupansi Hotel Tertinggi di Badung

PHRI Sebut Canggu Penyumbang Okupansi Hotel Tertinggi di Badung

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 15 Sep 2022 09:55 WIB
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Badung -

Kawasan Canggu yang terletak di Kuta Utara, Badung, belakangan memang sedang hype. Bahkan, Canggu menjadi kawasan pariwisata yang menyumbangkan okupansi hotel paling tinggi di Badung, Bali, yakni 80 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya. Sementara, rata-rata okupansi hotel di Bali secara umum saat ini berada di angka 65 persen.

"Kawasan Canggu ini lagi booming dan kita harus jaga, rawat dan pelihara. Saya berharap nantinya G-20 sebagai game changer-nya harus sukses dan kita harapkan pariwisata Bali bisa booming di tahun 2023," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Badung ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, baru-baru ini muncul petisi online berjudul 'Basmi Polusi Suara di Canggu' di situs change.org. Petisi tersebut pada intinya mengkritisi sejumlah tempat hiburan di Canggu yang menggelar pesta dengan musik bervolume keras sepanjang hari dan mengganggu masyarakat setempat.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, fenomena seperti itu lumrah terjadi di kawasan pariwisata. Hanya saja, ia menekankan pengusaha hiburan malam harus tetap memperhatikan warga sekitar.

ADVERTISEMENT

"Memang sebagai kawasan pariwisata, hal-hal yang sedemikian itu ada dan tadi kan disampaikan, kita tetap harus memastikan kembali masyarakat sekitar itu benar-benar nyaman," kata Tjok Pemayun di Denpasar, Rabu (14/9/2022).

Tjok Pemayun memaparkan, Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat saat ini total ada 15 beach club di Kabupaten Badung. Ia sepakat bahwa meskipun keberadaan tempat hiburan malam tersebut mendatangkan 'dolar', tetapi para pengusaha diharapkan memperhatikan kenyamanan warga setempat.

"Walaupun ini percikan dolar, tapi satu sisi wisatawan yang datang ke sana tentu harus tahu juga bahwa ada ketentuan desibel dan lain-lainnya," imbuhnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads