Kalangan pelajar juga ikut dalam aksi Aliansi Bali Jengah menolak kenaikan harga BBM di kampus Unud Jalan Sudirman hingga simpang Mall Matahari-Robinson, Jalan Dewi Sartika, Denpasar, Sabtu (10/9/2022). Salah satunya adalah Divia Puspita Sari, pelajar SMAN 2 Denpasar.
Divia mengaku, kenaikan harga BBM sangat berpengaruh bagi dirinya pribadi. Sejak BBM naik, uang sakunya dipotong karena pengeluaran orang tuanya juga bertambah.
"Ya sangat berpengaruhlah kak tadinya uang saku Rp 20 ribu saya sekarang cuma dikasih Rp 10 ribu," ujarnya kepada detikBali ditemui di sela-sela aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Divia melanjutkan, gara-gara uang saku dipotong, dia harus semakin mengirit pengeluaran. Bahkan sampai tidak bisa menabung. Dia pun bingung menyiasati.
"Menyiasatinya ya sekarang belum bisa ya kak, intinya saya gak begitu bisa nabung uang karena uang jajan berkurang," keluhnya.
Humas Aliansi Bali Jengah Anak Agung Gede Surya Sentana mengatakan, seluruh masyarakat Bali bisa ikut bergabung dalam aksi Aliansi Bali Jengah.
Dalam aksi hari ini, pihaknya melakukan aksi dengan mendorong motor dari kampus Sudirman dan balik ke kampus.
"Kita kemudian melakukan orasi di depan kampus. Kalau jumlahnya estimasi ratusan orang. Jadi aliansi Bali Jengah tergabung dari massa organisasi mahasiswa, LSM dan masyarakat Bali," tukasnya di sela aksi.
Pihaknya mengaku jika nantinya pemerintah belum memiliki kebijakan yang prorakyat, pihaknya akan terus melakukan aksi.
"Semisal pemerintah tidak menurunkan harga BBM maka kami akan terus aksi," tandasnya.
(hsa/hsa)