Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Tabanan menggandeng Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) untuk menindaklanjuti arahan Gubernur Bali soal inflasi di tingkat provinsi yang mencapai 6,34 persen atau di atas nasional.
"Hari ini TPID Tabanan rapat dengan beberapa perangkat daerah menyikapi arahan gubernur tersebut," jelas Ketua TPID Tabanan, I Gede Susila, Rabu (7/9/2022).
Ia menjelaskan, PDDS digandeng untuk melihat komponen pemicu inflasi serta kondisi neraca pangan di tingkat kabupaten. Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tabanan ini menambahkan, nantinya PDDS akan melakukan kerja sama dengan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) di masing-masing kabupaten/kota untuk saling menyuplai kebutuhan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PDDS sudah melakukan kerja sama dengan beberapa kabupaten dan provinsi. Kelebihan-kelebihan produksi yang dimiliki Tabanan disalurkan lewat PDDS," jelasnya.
Sehingga, sambungnya, kabupaten atau kota yang mengalami kekurangan pada komoditas tertentu akan disuplai Tabanan. "Misalnya beras, cabai, kita kerja samakan (proses suplainya)," kata Susila.
Sejauh ini, menurutnya, ketersediaan beberapa komoditas kebutuhan bahan pangan atau bumbu dapur seperti cabai rawit, cabai merah besar, atau beras untuk kebutuhan Tabanan masih mencukupi. "Kondisinya masih cukup," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.
Sementara itu, Direktur Utama PDDS, Kompiang Gede Pasek Wedha menjelaskan kerja sama dengan beberapa BUMD kabupaten/kota lainnya sedang dirancang.
"Rencananya dengan Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem dan Jembrana," ungkap Kompiang Gede Pasek Wedha.
Meskipun, sesuai arahan di tingkat provinsi, kerja sama ini lebih difokuskan kepada Kota Denpasar maupun Kabupaten Buleleng karena kedua daerah itu menjadi sampel yang disurvei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait tingkat inflasi saat ini.
"Kita sudah transaksi dengan Denpasar mendahului (kerja sama) untuk beras dan telur. Meskipun volume transaksinya masih kecil. Karena mereka juga masih memeriksa tingkat kebutuhannya dan menstabilkan harga," pungkasnya.
Agar kerja sama antardaerah di Bali ini tidak sampai mengganggu kecukupan pangan bagi kebutuhan lokal, hasil rapat TPID yang dipimpin Asisten II Setda Kabupaten Tabanan memutuskan akan ada evaluasi neraca pangan tiap minggunya.
"Itu yang tadi kami rapatkan. Evaluasi rutin tiap minggu untuk melihat neraca pangan di Tabanan. Di saat surplus kita lakukan penjualan. Di saat defisit kita bisa mengambil di daerah yang diajak kerja sama," pungkasnya.
(iws/iws)