Yoshua Tolak Dipanggil Putri-Jumlah Ajudan Sambo Kalahkan Kapolri

Round Up

Yoshua Tolak Dipanggil Putri-Jumlah Ajudan Sambo Kalahkan Kapolri

tim detikNews - detikBali
Selasa, 06 Sep 2022 21:00 WIB
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo berfoto bersama Brigadir Yoshua dan anggotanya yang lain (foto: istimewa)
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo berfoto bersama Brigadir Yoshua dan anggotanya yang lain. Foto: Istimewa
Bali -

Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J terus bergulir. Kesaksian hingga sejumlah fakta terkait insiden di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pun terungkap.

Terhangat, mengenai kesaksian salah satu tersangka pembunuhan Brigadir Yoshua, Bripka Ricky Rizal. Hingga jumlah ajudan Ferdy Sambo yang diketahui melebihi Kapolri.

Dalamkesaksiannya, Bripka RickyRizal menceritakan terkait peristiwa di Magelang, Jawa Tengah. Ia menyebut Brigadir J sempat menolak saat dipanggil istriFerdy Sambo, PutriCandrawathi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa pembunuhan Brigadir J disebut-sebut terjadi dipicu peristiwa di Magelang yang dilaporkan Putri Candrawathi kepada suaminya, Ferdy Sambo. Peristiwa bermula saat Putri Candrawathi menelepon Bharada E sambil menangis.

Saat itu Bripka Ricky dan Bharada E sedang pengasuh anak Ferdy Sambo di SMA Taruna Nusantara. Mendapat telepon tersebut, mereka berdua langsung bergegas pulang.

ADVERTISEMENT

Mereka masih bisa merasakan ketegangan di dalam rumah saat tiba di sana. ART berinisial S, terlihat menangis. Sopir sekaligus ART kepercayaan Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf berada di depan pintu kamar Putri Candrawathi.

Bripka Ricky kemudian bertanya kepada Brigadir Yoshua tentang apa yang terjadi. Saat itu Brigadir J mengaku tidak tahu karena tiba-tiba Kuat Ma'ruf tiba-tiba memarahinya.

"Ada apa, sih, Yos?" Bripka Ricky bertanya.

"Enggak tahu, Bang, kenapa Kuat tiba-tiba marah dengan saya," jawab Brigadir J.

Bripka RIcky kemudian mengatakan kepada Brigadir Yoshua bahwa ia dipanggil istri Ferdy Sambo, namun saat itu Brigadir Yoshua menolaknya. Setelah dibujuk, akhirnya Brigadir J bersedia menemui Putri Candrawathi di kamar, dan mereka berbicara empat mata.

Bripka Ricky mengaku tidak bisa menguping percakapan PutriCandrawathi dan Brigadir J karena berjaga di dekat pintu kamar. KuatMa'ruf sendiri ungkapBripka Ricky, tidak mengatakan perbuatan yang dilakukan BrigadirYosua pada istriFerdy Sambo.

Sebelum kejadian menjelang petang hari itu, kata Kuat Ma'ruf, S mengatakan bahwa Brigadir Yoshua sempat marah-marah dengan membanting pintu dapur. Namun ia tidak menanggapi serius karena sibuk menelepon.

Kuat Ma'ruf akhirnya melihat ke dalam dan melihat dari balik kaca Brigadir Yoshua sedang turun dari tangga. Merasa ada sesuatu yang ganjil, ia meneriaki Brigadir J sambil menggedor-gedor kaca. Brigadir Yoshua lalu berlari ke arah dapur yang tembus ke garasi mobil. Ketika berhadap-hadapan dengan Kuat di garasi, Yoshua berbalik sambil berlari.

Ajudan Ferdy Sambo Melebihi Kapolri

Ferdy Sambo diketahui memiliki delapan ajudan. Hal ini menjadi sorotan di kalangan Polri, salah satunya Mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Ito Sumardi.

Ia mengaku heran Ferdy Sambo bisa memiliki delapan ajudan. Menurutnya, hal ini menunjukkan ada masalah manajemen sumber daya manusia Polri.

Diungkapkan Ito, pada masanya aktif sebagai polisi, ajudan perwira tinggi hanya dua orang. Ia juga membandingkannya dengan jumlah ajudan Kapolri.

"Kalau sampai delapan (seperti Sambo), Kapolri saja kalah banyak," kata Ito, seperti dikutip dari detikX, Selasa (6/9/2022).

Menurutnya, Ferdy Sambo juga masih terlalu muda untuk menjadi jenderal bintang dua dan menjabat Kadiv Propam. "Sambo itu masih terlalu muda. Usia 46 tahun sudah mendapat bintang dua. Saya usia 46 tahun saja masih kombes," katanya.

Saat ini Ferdy Sambo berusia 49 tahun. Dia menjabat Kadiv Propam dengan bintang dua di pundak pada 2020. Ia hanya satu tahun merasakan sebagai jenderal bintang satu pada tahun sebelumnya, saat menjadi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.

"Sambo itu, kan, dari direktur langsung loncat menjadi polisinya polisi, Kadiv Propam," jelas Ito.

Menurut Ito, Polri terlalu cepat mempromosikan Ferdy Sambo. Padahal ada banyak orang yang lebih senior dan berprestasi daripada Ferdy Sambo.

"Menurut saya, seorang pimpinan itu memerlukan maturity, kedewasaan. Kalau terlalu cepat diorbitkan dan memiliki kekuasaan yang sangat besar, dia akan abuse of power," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Digelar Hari Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/irb)

Hide Ads