Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menjelaskan pihaknya bersama KKP telah melakukan sejumlah langkah antisipasi penyebaran virus cacar monyet. Yakni dengan memasang thermo scanner di Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk wisatawan.
"Untuk deteksi kita sudah ada KKP yang melakukan di pintu masuk itu dipasang thermo scanner di bandara (I Gusti Ngurah Rai)," jelasnya saat ditemui detikBali, Senin (22/8/2022).
Ia menjelaskan gejala awal cacar monyet adalah demam. Setelah demam biasanya keesokan harinya akan muncul ruam.
"Tiga hari setelah itu timbul cacar gelembung-gelembung ruam itu, kalau pecah itu bisa menularkan lewat pernapasan juga bisa," katanya.
Meski belum terdeteksi di Bali, menurutnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tidak diam begitu saja. Salah satunya menyiapkan RS Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah sebagai rujukan jika ditemukan kasus cacar monyet di Bali.
"Kita siap kok, di rumah sakit Prof Ngoerah siap jadi rujukan. Kita juga sudah antisipasi ke kabupaten/kota, kita sudah imbau ke puskesmas juga," ucapnya.
Untuk menyembuhkan penyakit cacar monyet hingga saat ini baru diketahui dengan memberikan vitamin dan anti virus saja. Pihaknya menilai saat ini belum perlu dibuatkan tempat isolasi (isoter). Sebab penanganan penyakit cacar monyet hampir mirip dengan penyakit COVID-19. Jika penyakit cacar monyet ringan bisa diobati dengan menjalani isolasi di rumah.
"Rumah sakit sudah siap, puskesmas sudah siap, Prof Ngoerah itu rujukan terakhir, kita sudah dari awal antisipasi sedini mungkin," tegasnya.
Karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta agar masyarakat tidak panik dengan kemunculan penyakit cacar monyet.
Sementara itu, General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai Hendy Heryudithiawan membenarkan pemasangan thermo scanner di bandara.
"Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai telah menyiapkan thermo scanner pada setiap pintu masuk area bandara baik domestik maupun internasional. Dan terkait dengan pencegahan wabah cacar monyet di Pulau Bali, kami senantiasa melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti KKP, BNPB, atau pihak lainnya untuk melakukan penyesuaian di Bandara," terangnya saat dikonfirmasi detikBali, Senin (22/8/2022).
Lebih lanjut dijelaskan, jika terdapat pengguna jasa di bandara yang terdeteksi memiliki gejala cacar monyet maka akan dilakukan pemeriksaan oleh pihak KKP. Dan untuk penanganan penyakit cacar monyet menjadi kewenangan dari Kementerian Kesehatan.
Pihaknya mengaku senantiasa menampilkan imbauan kepada para pengguna jasa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di lingkungan bandara.
"Informasi-informasi tersebut ditayangkan secara berkala melalui media TV Bandara," ungkapnya.
Untuk diketahui, Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani rata-rata 22 ribu penumpang per harinya. Sejak diumumkan temuan kasus cacar monyet pertama kali pada 20 Agustus 2022 lalu, hingga saat ini belum ada pengaruh terhadap penurunan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Saat ini dunia pariwisata sedang mengalami pertumbuhan setelah adanya penurunan kasus Covid-19. Untuk menjaga momentum tersebut, kami senantiasa mengimbau kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa bandara untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di manapun agar penyebaran virus cacar monyet dapat dicegah, tidak merebak di Pulau Bali dan cacar monyet tidak menjadi wabah di Indonesia," pungkasnya.
(nor/nor)