Nihil Order, Pabrik Sepeda Bambu di Karangasem Tutup-Pekerja Dirumahkan

Nihil Order, Pabrik Sepeda Bambu di Karangasem Tutup-Pekerja Dirumahkan

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Kamis, 21 Jul 2022 16:05 WIB
Kondisi pabrik sepeda bambu atau East Bali Bamboo Bikes yang tutup sementara akibat tidak ada order
Foto: Kondisi pabrik sepeda bambu atau East Bali Bamboo Bikes yang tutup sementara akibat tidak ada order (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Sepeda yang terbuat dari bambu atau East Bali Bamboo Bikes yang dikembangkan oleh Yayasan Ekoturin di Karangasem sejak tahun 2016 yang lalu, kini terpaksa harus ditutup akibat pandemi COVID-19. Hal itu lantaran tidak adanya order sejak tahun 2020 yang lalu. Bahkan seluruh karyawannya yang berjumlah tujuh orang terpaksa harus dirumahkan.

Ketua tim leader East Bali Poverty Project (EBPP) Yayasan Ekoturin di Kabupaten Karangasem I Komang Kurniawan yang bertanggung jawab terkait usaha sepeda bambu tersebut Kamis (21/7/2022) mengatakan bahwa sepeda bambu tersebut sebenarnya cukup laris di pasaran karena lumayan unik. Tapi sejak awal pandemi COVID-19 tidak ada order sama sekali sehingga usaha tersebut terpaksa harus ditutup sementara, dan seluruh karyawan dirumahkan.

"Sejak awal pandemi COVID-19 kita sudah tutup karena tidak ada order sama sekali dan sampai sekarang masih tutup, semoga untuk ke depannya kembali ada order sehingga kita bisa membuka kembali usaha sepeda bambu tersebut," kata Komang Kurniawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komang Kurniawan mengatakan sejak awal didirikan di tahun 2016 usaha sepeda bambu tersebut lokasinya di Desa Ban, Kecamatan Kubu tapi karena terjadi erupsi Gunung Agung pada tahun 2017 lokasinya kemudian di pindah ke wilayah Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem sampai saat ini. Usaha sepeda bambu tersebut mempekerjakan sebanyak tujuh orang karyawan termasuk satu orang ahli sepeda bambu yang berasal dari Bandung, Jawa Barat.

"Sejak awal pembuatan sepeda bambu ini peminatnya lumayan banyak bahkan sampai dibeli oleh wisatawan mancanegara seperti dari Inggris, Australia dan yang lainnya," kata Komang Kurniawan.

ADVERTISEMENT

Untuk bahan yang digunakan juga menggunakan bambu lokal dari Desa Ban dan Tianyar yang sudah dipilih dengan kualitas yang terbaik tentunya. Setelah itu bambu tersebut dikeringkan, setelah kering kemudian direndam menggunakan obat tertentu selama beberapa hari supaya bambu tersebut tahan lama dan terbebas dari hama rayap sehingga terjamin kualitasnya dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.

"Komponen sepeda yang terbuat dari bambu hanya di bagian framenya saja sedangkan komponen lainnya masih menggunakan standar sepeda pada umumnya," kata Komang Kurniawan.

Ia juga mengatakan bahwa karena usaha sepeda bambu ini dikembangkan oleh Yayasan Ekoturin yang bergerak di bidang kemanusiaan dan pendidikan. Jadi seluruh keuntungan dari penjualan sepeda tersebut akan digunakan untuk mendukung semua kegiatan sosial dari Yayasan Ekoturin, baik di bidang pendidikan maupun kemanusiaan karena East Bali Bamboo Bikes berada di bawah naungan Yayasan Ekoturin.

Untuk harga satu buah sepeda bambu tersebut bervariasi mulai dari Rp 1,8 juta - Rp 9 juta itu tergantung dari tipe atau jenis sepeda yang dipesan oleh para pelanggan seperti fixie, BMX, city bike dan yang lainnya. Dari hasil penjualan sepeda bambu tersebut Komang Kurniawan mengaku mendapat omzet sekitar Rp 20 juta per bulan karena setiap Minggu pasti ada saja yang pesan sepeda bambu.

"Tapi semenjak pandemi COVID-19 melanda sampai saat ini belum ada order sama sekali sehingga terpaksa harus ditutup. Semoga setelah pandemi mereda dan kunjungan wisatawan mancanegara juga sudah mulai ada. Saya harap ada order lagi sehingga para karyawan yang sebelumnya dirumahkan kembali dapat bekerja lagi," kata Komang Kurniawan.




(kws/kws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads