Dewa Wirya Nafkahi Anak-Istri dengan Jadi Tukang Pijat Tunanetra

Dewa Wirya Nafkahi Anak-Istri dengan Jadi Tukang Pijat Tunanetra

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Selasa, 19 Jul 2022 08:09 WIB
Dewa Made Wirya (46) penyandang tunanetra dari Banjar Dinas Kawan, Desa dan Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, menjadi tukang pijat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari istri dan anaknya.
Dewa Made Wirya (46) penyandang tunanetra dari Banjar Dinas Kawan, Desa dan Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, menjadi tukang pijat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari istri dan anaknya. (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Dewa Made Wirya (46) penyandang tunanetra dari Banjar Dinas Kawan, Desa dan Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, menjadi tulang punggung kedua anak dan juga istrinya. Kondisi istrinya juga sama dengannya, meski masih bisa melihat samar-samar. Di tengah keterbatasan itu, Dewa Wirya tetap berusaha menafkahi keluarga kecilnya dengan menjadi tukang pijat.

"Dalam sehari biasanya ada sekitar 2-3 orang yang melakukan pijat dengan bayaran Rp 50 ribu per orang. tapi kadang-kadang juga tidak ada pelanggan sama sekali tapi tetap saya syukuri karena masih cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari," kata Dewa Wirya saat ditemui di kontrakannya di wilayah Banjar Dinas Kelodan, Desa Manggis, Senin (18/7/2022).

Dewa Wirya mengaku bisa menjadi tukang pijat setelah sempat mengikuti pelatihan di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Mahatmiya di Kabupaten Tabanan dan dinyatakan lulus pada 2006 lalu. Ia sempat menjadi tukang pijat di wilayah Tabanan, namun tak begitu banyak mendapat pelanggan. Ia pun memutuskan pulang kampung dan membuka usaha panti pijat tunanetra di desanya sampai saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini langganannya tidak hanya dari wilayah Kecamatan Manggis. Tak jarang pula pelanggannya berasal dari luar Karangasem. Mereka bisa datang langsung ke tempat praktek Dewa Wirya. Sesekali ada juga yang menjemputnya untuk diajak langsung ke rumah pelanggan.

Usaha pijat tunanetra milik Dewa Wirya sempat mengalami paceklik saat awal munculnya pandemi COVID-19. Hampir satu tahun lebih tidak ada satupun pelanggan yang datang untuk pijat di tempatnya. Dewa Wirya sempat kebingungan lantaran hanya pekerjaan itu yang bisa dia lakukan. Beruntung, masih ada orang-orang baik yang membantunya dengan memberikan sumbangan sembako.

"Sempat saat pandemi benar-benar membuat saya bingung saat itu. Penghasilan tidak ada sama sekali, bahkan untuk bayar kontrakan saja tidak mampu saat itu," kata Dewa Wirya.

Menurut cerita yang dia dengar dari ayahnya, Dewa Wirya sebenarnya lahir dengan keadaan normal. Namun, menginjak usia 3 bulan badannya mulai panas dan tak kunjung sembuh. Saat coba diperiksakan ke dokter ternyata ada masalah di matanya sehingga membuatnya harus mengalami kebuntuan.

"Dulu katanya sempat akan mau dioperasi tapi karena terkendala biaya karena keluarga saya tergolong kurang mampu akhirnya gagal melakukan operasi dan saya mengalami kebuntuan sampai saat ini," tutur Dewa Wirya.




(iws/iws)

Hide Ads