Sekolah swasta SMP Nasional 1 Negara tidak mendapat murid baru tahun ajaran 2022/2023. Kondisi ini sudah terjadi sejak tahun lalu, sehingga dua tahun berturut-turut tidak ada murid baru di sekolah ini. Kondisi tersebut membuat SMP Nasional 1 Negara terancam tutup.
Ketua Yayasan Perguruan Nasional Negara I Made Oka Aryadhi menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan SMP Nasional 1 Negara tidak dapat siswa baru. Kondisi ini dialami juga oleh sekolah swasta lain di Jembrana. Selain kebijakan pemerintah pusat mengenai otonomi daerah, di mana sekolah menjadi tanggung jawab dari masing-masing pemerintah daerah.
"Dulu sebelum ada kebijakan otonomi daerah, sekolah swasta dan sekolah negeri itu mitra. Karena di kementerian juga ada direktorat sekolah swasta, tetapi direktorat swasta dihapus. Sehingga sekolah swasta tidak lagi diperhatikan seperti sebelumnya," ungkapnya saat ditemui detikBali di SMP Nasional 1 Negara, Jumat (15/7/2022).
Selain itu, kebijakan-kebijakan lain juga berdampak pada sekolah swasta. Di antaranya mengenai penambahan ruang kelas setiap sekolah negeri. Sehingga sekolah negeri berlomba-lomba untuk memperbanyak siswa, karena semakin banyak siswa maka semakin banyak dana dari bantuan operasional sekolah (BOS).
"Karena dana BOS itu kan dihitung per siswa. Sehingga dana BOS itu banyak masuk ke sekolah-sekolah negeri," kata Aryadhi.
Sedangkan sekolah swasta, karena jumlah siswa yang terus berkurang, dana BOS yang diterima juga minim. Kondisi ini membuat sekolah swasta sulit menambah sarana dan prasarana untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Sistem zonasi penerimaan siswa baru, juga menjadi salah satu penyebab sekolah swasta tidak dapat siswa. Selama ini setiap penerimaan siswa baru, meski waktu pendaftaran bersamaan dengan sekolah negeri, sekolah swasta selalu menunggu pendaftaran sekolah negeri selesai.
Calon siswa yang tidak masuk di sekolah negeri, semestinya masuk ke sekolah swasta. Namun kenyataanya, kelebihan siswa di negeri dibawa ke sekolah negeri lain.
"Sementara kita tunggu sampai dengan akhir bulan Juli ini. Jika masih belum dapat siswa, kita akan rapat dengan yayasan untuk menentukan bagaimana kelanjutan SMP Nasional 1 Negara ini," jelasnya.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jembrana terdapat 5 SMP swasta. Tiga di antaranya di bawah naungan yayasan perguruan nasional. Di antaranya SMP Nasional 1 Negara tidak dapat siswa, SMP Nasional Berangbang mendapat 20 siswa, dan SMP Nasional Melaya mendapat 7 siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SMP Nasional 1 Negara, memang sudah dua tahun terakhir tidak ada siswa baru. Jadi tidak ada kegiatan di sekolah," Kadisdikpora Jembrana I Gusti Putu Anom Saputra.
(nor/nor)