W, seorang warga di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, mengungkap sosok Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Seperti diketahui, rumah Ferdy Sambo di kompleks lingkungan tersebut masih menjadi sorotan publik. Di rumah itulah insiden polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terjadi.
Menurut W yang juga tetangga di lokasi tersebut, sosok Ferdy Sambo tidak begitu suka bergaul dengan warga sekitar. W menyebut Ferdy juga jarang keluar.
"Jarang keluar, Mas, jarang bergaul," bebernya, dikutip dari detikNews, Jumat (15/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
W menambahkan, Ferdy memiliki beberapa rumah selain rumah dinas. Namun, untuk rumah dinas di kompleks Polri, W mengatakan Ferdy jarang menempatinya. Itulah sebabnya Ferdy jarang aktif saat ada kegiatan masyarakat.
"Jarang (di sini Pak Ferdy)," ungkapnya.
"Jarang bergaul, bapaknya jarang di rumah," imbuh W.
Terkait tragedi baku tembak di rumah Ferdy Sambo, W mengatakan dirinya tak tahu karena saat itu sedang berada di luar.
"Saya lagi di luar itu," kata W.
Sementara itu, dua polisi dikabarkan sempat mendatangi kediaman ketua RT di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), Mayjen (Purn) Seno Sukarto. Mereka datang pada Rabu (13/7) sekitar pukul 21.00 WIB malam untuk meminta izin kepada Ketua RT.
"Ya kan, minta ini, minta izin. Gimana kan, dari Mabes kan harus izin," kata istri ketua RT setempat, Sri Suparti, di kediamannya, Kamis (14/7/2022).
Hanya saja, belum diketahui izin apa yang dimaksud. Sri menyebut kedatangan kedua polisi tersebut disambut baik oleh Seno selalu ketua RT.
"Ya, nggak apa-apa, kalau memang perlu ya monggo," jelasnya.
Seperti diketahui, peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, mengaku tersinggung karena tak ada yang melapor kepadanya saat kejadian hingga sekarang, kecuali petugas satpam kompleks.
"Sampai sekarang saya ketemu saja nggak. Terus terang saya juga ya kesal, saya ini dianggap apa sih. Maaf saja, saya ini jenderal loh, meskipun RT. Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini," ujar Seno kepada wartawan di kediamannya, Rabu (13/7).
Dia juga merasa tersinggung karena merasa ada pihak yang dengan seenaknya menyuruh petugas satpam di kompleksnya. "Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," sambung dia.
(iws/iws)