Bechi, Anak Kiai di Jombang DPO Pencabulan Santriwati Ditahan

Bechi, Anak Kiai di Jombang DPO Pencabulan Santriwati Ditahan

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 08 Jul 2022 19:30 WIB
Mas Bechi di Rutan Medaeng, Sidoarjo
Mas Bechi di Rutan Medaeng, Sidoarjo (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Bali -

Moch Subchi Azal Tsani alias Bechi (42), anak kiai di Jombang DPO kasus pencabulan santriwati akhirnya menyerahkan diri kepada polisi Rabu (7/7/2022) sekitar Pukul 23.00 WIB atau 00.00 Wita. Itu setelah seharian ribuan polisi pengepung Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang sejak Pukul 07.00 WIB atau 08.00 Wita.

"Menyerahkan diri sekitar 30 menit yang lalu," ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada jurnalis di gapura masuk Pondok Pesantren yang dipimpin Kiai Muhamad Muchtar Mu'thi, ayah Bechi, sebagaimana dilansir detikBali dari detikJatim, Jumat (8/7/2022).

Setelah menyerahkan diri, lanjut Nico, Bechi langsung dibawa ke Mapolda Jatim. Ia kemudian dijebloskan ke Rutan Klas 1A Surabaya di Medaeng, Sidoarjo per Jumat (8/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama penggerebekan ribuan pasukan kepolisian, Bechi berada di sekitar Ponpes Siddiqiyyah Jombang. Proses penangkapan Bechi berjalan alot sejak Kamis pagi. Aparat kepolisian harus menutup akses keluar-masuk jalan pondok. Anggota polisi berpakaian lengkap dengan tameng besi dan senjata gas air mata disiagakan di depan pintu pesantren.

Pasukan kepolisian yang akan menangkap DPO kasus pencabulan terhadap santriwati ini sempat dihadang para pengikut Bechi tersebut. Bahkan terjadi kericuhan antara aparat dengan pengikut Bechi. Beberapa anggota polisi sempat terluka dan dibawa ke RS, dan puluhan pengikut Bechi diamankan dan diangkut truk kepolisian.

ADVERTISEMENT

Selain adanya perlawanan, kepolisian juga mendapat penolakan dari ayah Bechi. Dalam tayangan video, Kapolres Jombang Moh. Nurhidayat sempat bernegosiasi dengan Kiai Mukhtar alias Kiai Tar.

"Jangan. Nanti kita antar ke sana," kata Kiai Mukhtar kepada Kapolres Nurhidayat dalam video, Kamis (7/7/2022).

Nurhidayat kemudian kembali menanyakan kepada Kiai Tar yang duduk di kursi. "Antar ke polda, ya, Mbah Yai? Kapan, Mbah Yai?," tanya Kapolres Nurhidayat.

Kiai Tar menjawab akan mengantar sendiri anaknya usai acara pelantikan. Dia mengaku bahwa Bechi akan mengikuti acara pelantikan di pondok pesantren.

"Selesai acara ini, pelantikan ini," kata Kiai Tar.

Sekalipun ada pernyataan Kiai Mukhtar akan menyerahkan anaknya sendiri ke Polda Jatim, polisi tetap bertahan di pondok pesantren yang berada di Desa Losari, Kecamatan Ploso, sekitar 20 kilometer di utara Makam Abdurahmad Wahid alias Gus Dur, ini.

Kasus Sempat Dihentikan

Perjalanan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan Bechi berlangsung panjang. Dugaan pencabulan Bechi terhadap santriwati terjadi tahun 2017. Namun, korban tidak berani melapor. Kemudian tahun 2018 terjadi kembali, dan ada korban yang melapor ke Polres Jombang.

Kasus ini sempat dihentikan Polres Jombang karena dianggap tidak cukup bukti. Namun, pelaporan terus datang ke Polres Jombang sehingga pada tahun 2019 Bechi kembali ditetapkan sebagai tersangka. Karena korban yang melapor semakin banyak, kasus ini akhirnya diambil alih Polda Jatim sejak tahun 2020.

Sejak tahun 2020 sudah berkali dilakukan percobaan penangkapan terhadap Bechi. Namun kerap berujung kegagalan. Yang terbaru adalah upaya penangkapan pada 3 Juli 2022 lalu, namun polisi kembali gagal menangkap. Justru Kapolres Jombang Nurhidayat yang menjadi negosiator justru diceramahi Kiai Mukhtar di hadapan ratusan jamaah pondok pesantren. Dalam kesempatan itu, Kiai Mukhtar meminta polisi jangan menangkap anaknya, dengan alasan kasus pencabulan itu adalah fitnah.

"Untuk keselamatan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu, kembali lah ke tempat masing-masing, jangan memaksakan diri mengambil anak saya yang kena fitnah ini," kata Kiai Mukhtar di hadapan Kapolres Nurhidayat seperti terlihat dalam video yang beredar.

Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat menjelaskan, video itu saat dirinya bernegosiasi dengan Kiai Mukhtar pada Minggu (3/7) sekitar pukul 21.15 WIB. Saat itu, dia yang masuk seorang diri ke kediaman Kiai Mukhtar, dan di hadapan ratusan jamaah ponpes tersebut.

Nurhidayat pun mengakui suasana tidak kondusif. Maka, ia tak ingin berdebat banyak saat Kiai Mukhtar sedang berbicara.

"Saya pikir negosiasi di ruangan khusus, ternyata saya dihadapkan ke jemaah yang mudah diprovokasi. Sangat rawan sekali, makanya saya tidak berdebat lama," kata Nurhidayat, Senin (4/7/2022).




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads