Licinnya Pelarian Mas Bechi hingga Berakhir di Rutan Medaeng

Licinnya Pelarian Mas Bechi hingga Berakhir di Rutan Medaeng

Tim DetikJatim - detikJatim
Jumat, 08 Jul 2022 13:31 WIB
Mas Bechi dilimpahkan
Jumpa pers di Rutan Medaeng (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya -

Berakhir sudah petualangan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) berkelit menghindari jeratan hukum atas kasus pencabulan yang menyeretnya. Usai dikepung polisi di pondok pesantrennya selama hampir 17 jam, pria yang mengaku punya ilmu metafakta itu menyerah ke polisi.

Berikut sederet fakta licinnya Mas Bechi menghindari jeratan hukum sejak pertama kali kasusnya muncul hingga berakhir di Rutan Klas 1A Surabaya, di Medaeng, Sidoarjo:

1. Pencabulan Dilakukan Sejak Tahun 2017

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang, Ana Abdillah menyebut pencabulan hingga persetubuhan yang dilakukan Bechi pada santriwatinya telah berlangsung sejak 2017. Bechi mengeklaim diirnya memiliki kesaktian. Selain menguasai ilmu metafakta yang bisa menyembuhkan orang lain, Bechi mengaku bisa menikahkan dirinya sendiri dengan siapapun wanita yang dikehendakinya.

Hal ini dikatakan Bechi saat merayu korbannya. Kejadian ini berlangsung pada 2017 saat Bechi melakukan open recruitment pencarian tenaga kesehatan. Pelamar merupakan santriwati kelas 3 dan menginap di ponpes. Saat itu, sejumlah korban mendaftar hingga terjadi lah pencabulan sampai persetubuhan.

ADVERTISEMENT

"Persis kejadiannya Mei 2017, berawal dari open recruitment tenaga kesehatan, saat itu korban di-interview satu per satu, nah di situlah terjadi kasus kekerasan seksual," kata Ana.

"Modusnya dia bisa menikahkan dirinya sendiri, hanya korban yang nggak punya daya tawar, daya lawan, posisinya inferior jadi dia tak bisa melakukan perlawanan. Aku nggak bisa detail menceritakan, yang jelas di situ modusnya dia mengaku bisa menikahkan dirinya sendiri dengan siapapun wanita yang dikehendakinya termasuk korban," imbuhnya.

Tak hanya itu, Ana juga mengungkapkan modus tak masuk akal yang dilakukan Bechi. Bechi menyebut dirinya merupakan penjaga lingkaran emas yang hanya memiliki satu sayap. Di mana ia butuh korban untuk menjadi sayapnya.

"Pelaku mengatakan dirinya merupakan penjaga lingkaran emas yang hanya mempunyai satu sayap. Untuk itu dia membutuhkan satu sayap lainnya yaitu korban," terang Ana.

2. Para Korban Baru Berani Melapor pada 2018

Baru pada 2018, korban berani melaporkan hal ini ke polisi. Polres Jombang. Laporan ini atas dugaan pencabulan, persetubuhan hingga kekerasan seksual pada tiga santriwati. Namun pada Oktober 2019, Polres Jombang menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan. Ini karena pelapor dianggap tidak memiliki bukti lengkap.

Usai penolakan laporan korban karena tak cukup bukti, akhirnya, korban lain pun melaporkan Bechi ke Polres Jombang. Laporan ini juga dilakukan pada tahun 2019. Hingga akhirnya Januari 2020, penyidikan kasus ini resmi diambil alih Polda Jatim.

Saat itu, penyidikan kasus ini dilakukan Ditreskrimum Polda Jatim. Pengambilalihan penyidikan ini karena ada beberapa hal yang perlu dilakukan backup. Selain itu, status Bechi juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

3. Melawan Saat Dijemput Paksa Polisi

Meski telah berstatus tersangka, Mas Bechi rupanya tak mudah untuk dipanggil atau ditangkap. Ini terbukti pada Februari 2020, polisi sempat ke kediaman Bechi untuk melakukan penjemputan paksa. Namun, upaya ini mendapat pengadangan dan perlawanan dari pihak pondok pesantren.

Pengadangan ini belum sampai ke penyerangan dari pihak pondok ke polisi atau sebaliknya. Polisi pun memilih untuk mundur agar situasi kembali kondusif. Saat kejadian, polisi yang berjumlah 10 orang sudah membawa serta Bechi. Namun, pihak ponpes yang jumlahnya jauh lebih banyak, mengambil kembali Bechi.

Hal ini membuat Kapolda Jatim saat itu, Irjen Luki Hermawan berencana akan menjemput sendiri anak kiai Jombang, Bechi. Upaya ini dilakukan Luki sendiri agar Bechi mau menyerahkan diri.

"Untuk MSAT ini, saya bisa datang dengan baik, saya selaku kapolda kalau perlu nanti saya akan datang sendiri, akan datang baik-baik saya ajak ke sini. Nanti saya akan mencoba datang, saya selaku Kapolda Jawa Timur karena melihat ini situasi yang berkembang ini saya akan mencoba turun nanti dengan tim kami," kata Luki.

4. Janji Manis Keluarga Serahkan Mas Bechi

Sepekan kemudian, polisi kembali mendatangi kediaman Bechi. Namun lagi-lagi, Bechi tak berhasil ditangkap. Saat itu, terjadi negosiasi hingga muncullah janji jika keluarga Bechi akan segera menyerahkan sang putra mahkota ke polisi.

"Kemarin sudah datang untuk ibunya dan meminta konfirmasi dan insyaallah dalam waktu dekat yang bersangkutan akan datang dan akan kami periksa," ujar Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan.

Luki menambahkan pihak keluarga berjanji akan menyerahkan Bechi dalam waktu dekat untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun janji hanyalah janji, hingga dua tahun berlalu, keluarga tak kunjung menyerahkan Bechi.

5. Mas Bechi Gugat Kapolda Jatim 2 Kali

Anak kiai di Jombang, MSAT menggugat Polda Jatim atas penetapan status tersangkanya pada Desember 2021. Gugatan ini ditolak hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Hakim menilai gugatan yang dilayangkan pemohon kurang.

Dalam gugatannya, MSAT menilai penetapan dirinya menjadi tersangka tidak sah. Tak hanya itu, MSAT juga menuntut ganti rugi senilai Rp 100 juta dan meminta nama baiknya dipulihkan. Praperadilan itu terdaftar dalam nomor 35/Pid.Pra/2021/PN Sby tertanggal 23 November 2021. Namun, gugatan ini ditolak.

Usai praperadilannya ditolak di PN Surabaya, MSAT lagi-lagi mengajukan praperadilan ke PN Jombang. Namun, hal ini kembali ditolak hakim.

Hakim Praperadilan PN Jombang, Dodik Setyo Wijayanto menolak permohonan Bechi, anak kiai tersangka pencabulan santriwati. Dodik menilai, proses polisi menetapkan Bechi sebagai tersangka sudah tepat dan sah menurut hukum. Dengan begitu, status Bechi saat ini masih sebagai tersangka.

6. Mas Bechi Ditetapkan Jadi DPO

Bechi resmi masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) pada Jumat (14/1/2022). Penerbitan DPO karena Bechi kerap mangkir dalam panggilan polisi. Berkas perkara dugaan pencabulan yang menjerat Bechi telah dinyatakan lengkap atau P21 oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim, pada 4 Januari lalu. Meski DPO, Kasus Mas Bechi perlahan tenggelam dan cenderung tak ada kelanjutannya.

7. Polisi Kejar Mas Bechi bak Film Action

Aksi kejar-kejaran bak film action terjadi saat penangkapan Bechi, DPO kasus pencabulan. Dalam kejar-kejaran ini, polisi mengamakan sebuah senjata air gun.

Kejar-kejaran bak film koboi ini terjadi di kawasan jalan raya Jombang. Dalam menangkap Bechi, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang menyergap iring-iringan mobil yang dikendarai rombongan Bechi.

Namun, Bechi yang diduga dalam rombongan tersebut berhasil kabur. Polisi hanya mengamankan tiga orang dan satu pucuk senjata air gun.

Informasi yang dihimpun detikJatim, tim gabungan Resmob Polda Jatim dan Satreskrim Polres Jombang mengejar iring-iringan sekitar 3 mobil sejak dari Desa Sambongdukuh, Kecamatan Jombang pada Minggu (4/7) sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, rombongan tersebut menolak berhenti dan kabur ke arah utara. Pengejaran berlanjut hingga di kawasan Ploso, Jombang.

Saat tiba di kawasan Ploso, salah satu mobil dari rombongan tersebut justru memepet anggota Resmob Polda Jatim yang melakukan pengejaran menggunakan sepeda motor. Mobil Isuzu Panther warna hitam itu sempat akan menabrak polisi yang berusaha menghentikannya. Padahal, petugas sudah menyampaikan kepada mereka

Tim gabungan akhirnya menghentikan mobil Panther tersebut. Namun, dua mobil lainnya berhasil lolos dari penyergapan polisi. Dalam mobil ini, polisi mengamankan tiga orang untuk dimintai keterangan ke Polda Jatim.

8. Kiai Ayah Mas Bechi Minta Polisi Tak Tangkap Anaknya

Gagal menangkap Mas Bechi, Kapolres Jombang AKBP Nurhidayat akhirnya berupaya bernegosiasi ke Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari. Di sana ia mencoba bernegosiasi dengan keluarga terutama Kiai MUhammad Mukhtar Mukhti.

Namun, Nurhoidayat malah menemui di depan ratusan jemaahnya. Di situ, Kiai Mukhtar meminta polisi dan Nurhidayat untuk pulang. Sebab menurutnya kasus pencabulan itu merupakan fitnah dan persoalan keluarga.

"Untuk keselamatan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu, kembali lah ke tempat masing-masing, jangan memaksakan diri mengambil anak saya yang kena fitnah ini," kata sang kiai dalam video yang dilihat detikJatim, Senin (4/7/2022).

9. Ratusan Polisi Kepung Ponpes Shiddiqiyyah

Mendapat sorotan publik, polisi rupanya mendorong polisi bertindak lebih tegas. Kamis, (7/7/2022) mulai pukul 07.00 WIB petugas gabungan dari Polda Jatim dan Polres Jombang mendatangi dan mengepung kawasan Ponpes Shiddiqiyyah Ploso, Jombang. 15 Truk dan water canon disiagakan di lokasi.

Belasan truk itu keluar masuk membawa simpatisan yang menyerang dan menghalang-halangi petugas untuk mengamankan Mas Bechi. Bahkan arus lalu lintas di sekitar lokasi ditutup dan dialihkan ke kawasan lain.

Total simpatisan yang diamankan 320 orang. 20 diantaranya anak-anak. Mereka berasal dari luar kota. Yakni Malang, Banyuwangi, Semarang, juga dari Jogja. Bahkan ada yang dari Lampung.

Lagi-lagi, Kiai Mukhtar meminta polisi tak menangkap anaknya. Ia berjanji akan menyerahkan sendiri anaknya ke polisi. Alasannya, saat ini Bechi masih akan mengikuti acara pelantikan.

Hal ini disampaikan Kiai Mukhtar pada Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat. Kejadian ini terekam dalam video yang diterima detikJatim. Lokasi pengambilan video yakni di kediaman Kiai Mukhtar di dalam Ponpes Shiddiqiyyah.

"Jangan. Nanti kita antar ke sana (kantor polisi)," kata Kiai Mukhtar kepada Moh Nurhidayat. "Ya selesai acara ini, pelantikan ini," tambah Kiai Mukhtar.

10. Mas Bechi Menyerah dan Dibawa ke Rutan Medaeng

Setelah 16 jam upaya penjemputan paksa tak membuahkan hasil, Mas Bechi akhirnya menyerahkan diri ke polisi. Mas Bechi menyerahkan diri Kamis (7/7) malam pukul 23.00 WIB. Proses pencarian Mas Bechi di Ponpes milik ayahnya itu berlangsung sejak Kamis (7/7) pukul 07.00 WIB.

Setibanya di Mapolda Jatim, Jumat (8/7) dini hari pukul 00.55 WIB, Mas Bechi langsung diperiksa kesehatannya. Dari foto yang diterima detikcom, Mas Bechi terlihat duduk di kursi menggunakan baju serba hitam. Tangan kiri Mas Bechi dipasangi alat pemeriksa tensi darah.

"Proses pengecekan kesehatan," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta membenarkan foto tersebut adalah Bechi, kepada detikcom, Jumat (8/7/2022).

Polisi langsung membawa yang bersangkutan untuk ditahan di Rutan Medaeng.
"Iya ini dibawa ke (Rutan) Medaeng," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto kepada detikJatim, Jumat (8/7/2022).

Menurut Dirmanto Bechi tiba di Rutan Medaeng pukul 01.55 WIB. Saat ini, kata dia, Mas Bechi hanya dititipkan. Penitipan Mas Bechi di Rutan Medaeng ini dilakukan sebelum proses penyerahan Tahap II (alat bukti dan tersangka) ke Kejati Jatim.

Halaman 2 dari 4
(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads