Warga Sri Lanka Kesulitan BBM, Ada yang Rela Menginap 2 Hari di SPBU

Warga Sri Lanka Kesulitan BBM, Ada yang Rela Menginap 2 Hari di SPBU

Tim detikOto - detikBali
Selasa, 05 Jul 2022 01:04 WIB
Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka mengantre berhari-hari agar dapat membeli BBM. Selain itu warga diminta menunjukkan token saat akan membeli BBM di SPBU.
Krisis ekonomi membuat warga Sri Lanka mengantre berhari-hari agar dapat membeli BBM. Selain itu warga diminta menunjukkan token saat akan membeli BBM di SPBU. (Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Bali -

Warga Sri Lanka dikabarkan kesulitan memeperoleh bahan bakar minyak (BBM) akibat krisis. Demi mendapat BBM, seorang sopir taksi di negara tersebut bahkan harus rela menginap dua hari di sebuah SPBU yang berada di ibu kota Kolombo. Dia pun mengaku telah tidur di mobil sambil menunggu kejelasan mendapatkan BBM.

"Saya sudah mengantri selama dua hari," kata pria bernama Ajeewan Sadasivam sebagaimana dikutip detikNews dari BBC.

Ajeewan mengaku hanya bisa menunggu hingga mendapat BBM. Terlebih, menjadi sopir taksi adalah satu-satunya yang bisa dia lakukan untuk menafkahi keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kadang-kadang saya pergi untuk pergi dan mengambil makanan, lalu saya kembali dan menunggu ... saya belum mandi berhari-hari," katanya.

Diketahui, antrean untuk mendapatkan bahan bakar di sebuah SPBU di Sri Lanka bahkan tampak mengular hingga sepanjang 2 km. Ada empat antrean paralel, satu untuk mobil, satu untuk bus dan truk, serta dua lagi untuk sepeda motor dan tuk-tuk.

Sebelum mendapatkan bahan bakar, mereka yang antre harus memiliki token. Rata-rata SPBU mengeluarkan 150 token sekaligus. Beberapa SPBU di Sri Lanka hanya memasok ke layanan penting seperti perawatan kesehatan, distribusi makanan dan transportasi umum.

Kisah lainnya dialami oleh Jayantha Athukorala. Ia melakukan perjalanan dari sebuah desa di luar Kolombo dan menghabiskan setidaknya 12 liter bensin hanya untuk mendapatkan bensin yang lebih banyak. Sayangnya, dia berada di urutan 300-an dalam antrean itu.

"Saya tidak yakin saya akan mendapatkan token hari ini. Kami tidak bisa hidup tanpa gas atau bensin. Kami berada dalam masalah besar," ungkapnya.




(iws/iws)

Hide Ads