Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti kunjungan wisatawan ke Bali yang hanya menumpuk di wilayah selatan. Sandiaga mengaku sudah saling bertukar data dengan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Wakil Gubernur Bali guna membagi kunjungan wisatawan ke daerah lainnya di Pulau Dewata.
"Saya sudah mulai tuker-tukeran data sama Pak Kadis sama Pak Wagub, bagaimana membagi (wisatawan ke wilayah Bali lain), jangan sampai bertumpuk di Bali selatan," kata Sandiaga dalam kegiatan kompetisi renang perairan terbuka Oceanman di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (2/7/2022).
Menurut Sandiaga, jika kunjungan wisatawan ke Bali tidak dibagi ke berbagai wilayah, maka akan terjadi overcrowded atau overtourism seperti sebelum pandemi COVID-19. Saat ini saja, kata Sandiaga, kemacetan sudah terasa di berbagai titik di wilayah Bali selatan. Karena itu, Sandiaga mendorong agar wisatawan yang berkunjung untuk mengubah travel plan-nya ke Bali bagian lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah mulai banyak macet, jadi ini yang perlu kita dorong travel plan-nya. Minggu ini atau minggu depan kita (membuat event) di Bali utara, (kemudian) di Bali barat, jadi tiap minggu ini kita akan keliling, ke Bali barat, Bali utara, ke Bali timur," ungkapnya.
"Karena Bali selatan ini kelihatannya sudah mulai dapat animonya. Agar tidak overtourism, kita mau angkat juga daerah-daerah yang butuh banget sentuhan dari event-event dan kegiatan pariwisata," imbuh Sandiaga.
Mantan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta itu menyebut dirinya telah memonitor jumlah kedatangan wisatawan ke Bali. Jumlahnya telah mencapai 15 ribu per hari untuk wisatawan domestik dan 7 ribu per hari untuk mancanegara.
Jumlah kedatangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara itulah yang menyebabkan kepadatan di sejumlah jalan di Bali selatan. Padahal, negara penyumbang wisatawan terbesar ke Bali yakni China belum membuka perjalanan wisata ke Indonesia.
"Belum (kedatangan wisatawan) China saja sudah seperti ini (macetnya). China ini nanti begitu buka kita harus arahkan ke pariwisata berkelanjutan," paparnya.
(iws/iws)