Dua orang penumpang KMP Nusa Dua yang kandas di perairan Selat Bali mencuri perhatian saat proses evakuasi kapal, Senin (27/6/2022). Bak merapal mantra, keduanya berdoa dan mengucap kata-kata yang mereka sebut sebagai bahasa roh.
Sesekali kedua perempuan itu terdengar seperti sedang berteriak-teriak. Tangannya lalu digerak-gerakkan bagai orang menari. Sepintas, keduanya seolah-olah sedang menarik kapal yang kandas menggunakan tangan kosong.
"Itu bahasa roh," kata Pendeta Debora Dwi Suhartini yang mengaku dari Hebron Mountain of Prayer Tabanan kepada detikBali, Senin (27/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Debora didampingi perempuan lainnya yang disebut Biang. Ia mengaku sedang berdoa untuk keselamatan semua orang. Saat dalam perjalanan pulang dari Jawa Timur, kapal yang mereka tumpangi kandas.
"Kami berdoa dari kota ke kota. Memberkati setiap kota ke kota. Kebetulan pulang dari Madura, kami mau ke Bali terjadi insiden seperti ini (kapal kandas)," kata Debora.
Di sela proses doa, seorang perempuan lainnya terlihat meniupkan terompet menghadap ke utara. Doa dan peniupan terompet berakhir setelah KMP Nusa Dua bersandar.
Sempat menjadi pusat perhatian, mereka pun menegaskan dirinya bukan paranormal.
"Dengan kuasa Tuhan agar kapal Nusa Dua kembali ke tempatnya," ungkapnya.
"Kami berdoa. Bukan paranormal," kata Biang menimpali.
Diberitakan sebelumnya, Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Dua mengalami mati mesin dan kandas di perairan Selat Bali, Minggu (26/6/2022). Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 02.00 WITA dan kandas di perairan Selat Bali sekitar pukul 04.10 WITA.
Butuh waktu sekitar 24 jam untuk mengevakuasi KMP Nusa Dua. Kapal tersebut akhirnya berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk, Senin (27/6/2022) sekitar pukul 09.00 WITA. Evakuasi dilakukan dengan menarik kapal menggunakan tugboat saat air laut pasang. Setelah dievakuasi, KMP Nusa Dua melanjutkan bongkar muatan di dermaga 1 Pelabuhan Gilimanuk.
(iws/iws)