Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali tampak macet pada Jumat (17/6/2022). Dari pantauan detikBali di lokasi, tampak beberapa truk antre menunggu giliran membuang sampah hingga berjam-jam. Kondisi tersebut dikeluhkan oleh para sopir truk sampah.
Salah satunya, Widodo, yang mengeluhkan lamanya antrean untuk membuang sampah-sampah yang telah diangkutnya.
"Dari satu minggu ini, setiap hari pasti ngantre terus di sini dan puncaknya kemarin, saya harus ngantre 7 jam. Saya masuk ke TPA jam 9 pagi dan pulang baru jam 3 sore," kata pria asal Banyuwangi ini.
Ia menjelaskan, pada hari-hari biasanya hanya diperlukan waktu satu jam untuk mengantre dan kurang lebih 15 menit untuk menurunkan sampah dari truk.
Terkait adanya antrean panjang ini, Widodo mengaku, mendapat informasi dari sesama rekan seprofesinya bahwa beberapa alat di TPA Suwung tengah mengalami kerusakan sehingga terjadi keterlambatan dalam menurunkan sampah dari truk-truk sampah.
Keterlambatan pengangkutan sampah di TPA Suwung ini pun, kata Widodo, berakibat pada proses pengangkutan sampah di area-area yang biasa menjadi langganannya,. Seperti area Nusa Dua dan Panjer.
"Seminggu ini sering diprotes sama orang-orang di sana. Mereka nanya kok sampahnya tidak diambil-aambil dan kita (supir truk sampah, red) juga punya alasan karena tempat sampah di sini juga macet," ungkapnya.
Disinggung mengenai aktivitas yang dilakukan selama menunggu antrean, ia mengaku hanya bisa menunggu sembari bermain handphone.
"Kadang kalau sudah bosan sekali, saya keluar truk untuk ngobrol sama teman-teman. Kalau lama-lama di truk juga panas, bosen dan kadang kalau nggak ada warung ya kita-kita di sini pada kelaparan" tutur pria berusia 24 tahun ini.
Sementara itu, sopir truk sampah lainnya, Agus Suyono juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku pada Kamis (16/6/2022) dirinya harus mengantre kurang lebih selama tiga jam untuk bisa menurunkan sampah di truknya.
"Rasanya capek, jenuh, dan apalagi menunggu itu adalah pekerjaan yang membosankan. Semoga nanti bisa lebih lancar lagi, kalau harus nunggu satu jam rasanya tidak apa-apa tapi kalau lebih dari dari itu terlalu lama sekali," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat Berat Rusak
Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DKLH Provinsi Bali, Ni Made Armadi ketika dikonfirmasi detikBali menjelaskan terdapat beberapa faktor hingga akhirnya terjadi keterlambatan dalam pengangkutan sampah dari truk-truk sampah.
"Kendala di lapangan memang ada beberapa faktor karena lahan semakin sempit sehingga manuver alat berat terbatas, dan juga kadang ada beberapa alat berat kami yang rusak karena memang usia alatnya udah agak tua," kata Ni Made Armadi.
Menurutnya, sebanyak 3 alat eskavator DKLH Provinsi Bali saat ini tengah rusak dan tengah menunggu sparepart.
"Tapi sudah dibackup sama 4 alat dari DKLH Badung. Sekarang ini alat kami yang berfungsi 1 eskavator, 1 wheel loader dan 1 buldozer. Kita nggak tahu kadang alat sudah diperbaiki dan begitu dipakai seminggu kadang bagian lain yang rusak. Karena kita sadari kondisi medan dan tumpukan sampah sangat menyulitkan alat berat bekerja. Ini kadang yang sulit kami prediksi tentang kesulitan penanganan alat," tuturnya.
Selain dikarenakan alat yang rusak, kata Ni Made Armadi, sejak beberapa hari lalu tengah ada pembuatan jalan akses pembuangan di TPA Suwung dan rencananya esok telah bisa dipergunakan. Menurutnya, dengan adanya jalan akses ini, akan membantu peningkatan pelayanan di TPA dan mengurangi kemacetan.
"Harapan kami ke depan semoga dengan adanya kebijakan Bapak Gubernur dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali No 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber, nantinya masyarakat semakin menyadari dan mau merubah mindset tentang pengelolaan sampah dengan melakukan kegiatan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle, red) dan hanya sampah residu yang dibuang ke TPA," tambahnya.
(nor/nor)