Di balik kemeriahan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 yang digelar di Taman Budaya Art Center, Denpasar rupanya ada satu hal yang luput dari perhatian panitia. Yakni sampah menggunung di sudut-sudut area PKB. Panitia rupanya kurang sigap untuk mengantisipasi membludaknya sampah.
Tidak adanya kantong-kantong untuk menampung sampah membuat pemandangan di area pelaksanaan PKB semakin tidak sedap dipandang mata.
Seperti diungkap oleh salah satu pengunjung PKB bernama Nabilla Ulfa (27) asal Denpasar Utara. Ia mengeluhkan adanya sampah yang menumpuk. "Ya jadi kita lihatnya nggak enak dipandang kak. Tapi mau gimana lagi, saya juga buang sampah di situ karena nggak ada lagi tempat," keluhnya kepada detikBali Rabu (15/6/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pantauan di lokasi, pengunjung PKB di hari ketiga membludak. Bahkan panggung tempat digelarnya lomba Tari Barong Ket yang berlokasi di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar tak mampu lagi menampung sejumlah penonton. Alhasil penonton pun hanya duduk-duduk di taman di sekitar arena lomba dan di sepanjang selokan Art Center.
Pengelola Taman Budaya Buka Suara
Menanggapi tingginya volume sampah di taman yang ia kelola, I Wayan Ria Arsika selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya Provinsi Bali mengaku menangis semalaman pasca dirinya mengetahui sampah bertebaran di mana-mana. Pada Rabu (15/6/2022) malam pihaknya langsung membersihkan area PKB hingga dini hari.
"Sebenarnya kita mau mengajarkan masyarakat bertanggung jawab. Paling tidak dengan dirinya sendiri. Bali sudah mulai modern pendidikan luar biasa di atas rata-rata. Tempat kami yang begitu bersihnya dari pagi yang seindah ini dikotori, menangis saya," keluhnya saat dihubungi detikBali.
Pihaknya mengaku sudah berusaha bertanggung jawab kepada masyarakat dengan menyediakan tempat sampah dengan maksimal. Karena dinilai budaya masyarakat masih budaya hidup kotor (membuang sampah sembarangan-red), pihaknya memutuskan per hari ini Kamis (16/6/2022) menyediakan lebih banyak tempat sampah. Dan itu pun menurutnya dibeli dari kantong pribadinya.
"Tetap saya sediakan (tempat sampah-red). Kami maksimalkan. Kita harus beli dan itu pakai uang pribadi sementara karena terbatas sekali uang negara. Tapi tidak banyak lah paling beli keranjang dan kantong plastik. Itu kita tempatkan di tempat strategis untuk tempat sampah," tandasnya.
Pihaknya menekankan poin dari kejadian ini adalah mengajarkan masyarakat untuk berbudaya hidup bersih. "Hal-hal seperti sampah ini sesungguhnya menjadi pelajaran juga buat masyarakat bahwa perilaku masyarakat salah dan budaya-budaya seperti itu sangat tidak bagus," pungkasnya.
(nor/nor)