GPDRR Bali 2022, Menko PMK Sebut Perlunya Kolaborasi Pentahelix

GPDRR Bali 2022, Menko PMK Sebut Perlunya Kolaborasi Pentahelix

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 26 Mei 2022 04:41 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
PMK Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia yakin resiliensi atau ketangguhan hanya dapat diwujudkan apabila upaya tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan secara berkelanjutan. (Foto: Dok Kemenko PMK)
Badung -

Indonesia membagikan praktik baik dan pengalaman penanggulangan bencana kepada para delegasi yang hadir dalam helatan GPDRR ke-7.

Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) sebelumnya telah dibuka resmi oleh Presiden Joko Widodo di Bali Nusa Dua Convention Centre, Rabu (25/5/2022).

Adapun tema besar penyelenggaraan GPDRR 2022 adalah From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World. Dalam konteks Indonesia, tema yang diusung yaitu "Memperkuat Kemitraan Menuju Ketangguhan Berkelanjutan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia yakin resiliensi atau ketangguhan hanya dapat diwujudkan apabila upaya tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan secara berkelanjutan dan inklusif.

Mewujudkan resiliensi berkelanjutan ini, Indonesia telah memiliki Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044 sebagai komitmen jangka panjang Indonesia dalam menerapkan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030.

ADVERTISEMENT

"Harapannya, Indonesia dapat menjadi bangsa yang tangguh di 2045," ujar Muhadjir pada media stakeout, Rabu (25/5/2022).

Selain itu, Indonesia telah mengadopsi pendekatan pentahelix berbasis masyarakat yang dikenal dengan gotong royong dalam mencapai resiliensi.

"Kami menegaskan pentingnya kolaborasi pentahelix, termasuk partisipasi dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media," ujarnya.

Muhadjir menjelaskan, pada tingkat komunitas, kolaborasi tersebut diimplementasikan melalui program seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana.

Di sisi lain, ia menyampakan, Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya. Salah satu contohnya adalah Bali, tuan rumah GPDRR yang memiliki filosofi 'Tri Hita Karana' atau keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesama, Tuhan, dan alam.

Sementara itu, pada gelaran GPDRR ke-7 Menko PMK mengatakan, ini membantu proses pemulihan sosial-ekonomi, khususnya di Bali, dan di Indonesia.

"Menegaskan kembali kepemimpinan Indonesia dalam penanggulangan bencana di tingkat dunia. Juga merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari kepemimpinan Indonesia di tingkat internasional tahun ini, termasuk Presidensi G20, dan Forum Negara Pulau dan Kepulauan 2022," tambahnya.

Pada akhir, Muhadjir menegaskan pentingnya untuk meningkatkan kembali kewaspadaan publik domistik terhadap pengurangan risiko bencana.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads