Ulah Alina Fazleeva (28) warga negara asing (WNA) asal Rusia yang berpose bugil atau telanjang di kayu putih, Pura Babakan, Desa Adat Bayan, Desa tua, Kecamatan Marga, Tabanan yang viral di media sosial benar-benar membuat Gubernur Bali Wayan Koster marah besar.
Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali ini bahkan menhadirkan langsung Alina dan suaminya ke rumah jabatan gubernur.
Meski sudah minta maaf, Koster menolak maaf keduanya karena perbuatannya sangat memalukan dan menodai budaya dan kesucian Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Koster, dirinya tidak lagi memberikan toleransi sedikit pun terhadap wisatawan yang tidak menghormati, melecehkan atau merendahkan budaya Bali. Baginya, kebudayaan Bali sangat penting untuk dijaga.
"Kita jauh lebih penting menjaga budaya, menghormati, menjaga martabat Bali daripada kita mentoleransi tindakan-tindakan yang membuat budaya Bali ini tidak terjaga dan merusak citra pariwisata Bali di mata nasional maupun di mata dunia," kata Gubernur Bali Wayan Koster saat jumpa pers, Jumat sore (6/5/2022).
Bahkan Koster menyebut bahwa sudah banyak kejadian yang tidak etis dan tidak sepatutnya dilakukan oleh wisatawan.
Beberapa peristiwa itu seperti wisatawan mandi di air pancuran tempat suci, duduk di padma, dan duduk di tempat-tempat suci secara sembarang.
Sementara saat ini kembali terjadi aksi yang dinilai oleh Koster tidak patut yakni berpose telanjang di pohon di areal tempat suci.
Karena itu, Koster mengaku telah memerintahkan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Bali untuk segera mendeportasi dua bule Rusia tersebut.
"Ini betul-betul memalukan dan tidak bisa saya biarkan. Jadi oleh karena itu saya memerintahkan kepada Kepala Kanwil Kemenkumham Bali untuk segera melakukan deportasi terhadap wisatawan-wisatawan ini yang berasal dari Rusia agar ini menjadi pelajaran bagi semua wisatawan," ujar Koster.
"Karena itulah saya harus bertindak tegas terhadap semua pelanggaran, agar hal ini tidak terulang lagi ke depan dan menjadi pelajaran bagi pelaku perjalanan bagi para wisatawan baik wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Sejauh ini yang melakukan tindakan-tindakan sepatunya adalah wisatawan mancanegara," papar Koster.
(dpra/dpra)