Pembuat konten video Tiktok 'Pamer alat kontrasepsi' di Pura Samuan Tiga di Desa Bedulu, Gianyar akhirnya sudah meminta permohonan maaf secara sekala dan niskala.
Putu S bersama keluarga telah menggelar mecaru mecaru dan menghaturkan Guru Piduka.
Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan membernarkan terkait niatan baik Putu S untuk melaksanakan mecaru dan permohonan maaf baik sekala dan niskala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Ariawan, Putu S dengan didampingi keluarganya telah menepati janjinya melaksanakan upacara bendu piduka, Sabtu (30/4/2022).
Selanjutnya, dengan itikad baik yang dilakukan pemuda asal Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan, itu, selaku perbekel, pihaknya tidak membawa persoalan itu ke jalur hukum.
"Kami tidak bawa kasus ini ke ranah hukum, karena sudah ada niatan untuk memohon maaf baik secara sekala dan niskala, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi,"tegas Ariawan.
Sementara itu, Bendesa Pura Samuan Tiga, Gusti Ngurah Serana menilai alat kontrasepsi (kondom) bukan barang yang sepantasnya dibawa ke tempat suci.
Tindakan itu juga dianggapnya sebagai tindakan melecehkan kawasan suci seperti kawasan kotor.
"Apalagi berisi kata tidak pantas dengan menulis ngalih lonte (mencari pelacur). Berarti pura sudah dianggap sebagai tempat begitu. Ini sama saja seperti meruntuhkan vibrasi Pura Samuan Tiga yang sudah dikenal sejak dulu bersejarah," tegas Ngurah Serana.
Secara niskala, upacara Bendu Piduka digelar dengan menghaturkan sarana upakara atau banten guru piduka di tempat orang tersebut membuat kekotoran.
Upacara itu digelar untuk menetralisasi leteh (kekotoran) atau pengaruh negatif di suatu kawasan atau tempat suci.
Sarana yang dihaturkan ada dua, yakni banten maguru piduka dan tetebasan bendu piduka.Tujuannya untuk memohon maaf dan janji agar tidak mengulangi perbuatannya ke hadapanNya.
"Sarana ini dihaturkan di tempat dia berbuat salah. Wujud tulus ikhlas dari yang bersangkutan agar nanti senantiasa diberikan keselamatan," tukas Gusti Ngurah Serana.(*)
(dpra/dpra)