Jumlah Investor di Bali Meningkat,2 Komoditas Ini Paling Diminati

Jumlah Investor di Bali Meningkat,2 Komoditas Ini Paling Diminati

Poetri - detikBali
Selasa, 12 Apr 2022 21:26 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
ilustrasi: per Maret 2022 pertumbuhan investor dan transaksi saham mengalami peningkatan yang signifikan. (Foto: Agung Pambudhy)
Denpasar -

Semakin berkembangnya teknologi menjadikan masyarakat semakin mudah dalam mencari sebuah informasi. Salah satunya tentang investasi.

Dengan mudahnya memperoleh informasi, masyarakat kini semakin melek akan pasar modal.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Bali, I Gusti Agus Andiyasa, per Maret 2022 pertumbuhan investor dan transaksi saham mengalami peningkatan yang signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per Maret 2022 jumlah investor saham di Bali sebanyak 81.460 investor atau bertumbuh sebesar 6.068 investor baru atau dari 7,81 persen dari tahun sebelumnya," kata I Gusti Agus Andiyasa kepada detikBali.

Sementara apabila dilihat dari segi usia, kelompok usia 18-25 tahun tetap mendominasi sebagai usia terbanyak sebagai investor dengan nilai 37 persen. Kemudian usia 26-30 tahun sebesar 23 persen, usia 31-40 tahun sebesar 22 persen dan usia 41-100 tahun sebesar 18 persen.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap angka ini bisa terus meningkat apalagi kemarin ada GoTo yang sempat ramai juga. Mudah-mudahan bisa menyemarakkan pasar modal dan masyarakat jadi ingin lebih berinvestasi," ujarnya.

Berdasarkan data, kata I Gusti Agus Andiyasa, ada dua komoditas saham yang kini tengah diminati.

"Investor sekarang kebanyakan larinya ke komoditas terutama komoditas minyak dan gandum, dan ini mungkin karena adanya perang Rusia dan Ukraina yang membuat harga meningkat sehingga banyak investor yang tertuju ke dua komoditas tersebut," jelasnya.

Disinggung mengenai beberapa kasus investasi yang menyeret beberapa nama influencer seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan, kata I Gusti Agus Andiyasa, hal ini menjadikan masyarakat semakin aware dengan adanya investasi bodong.

"Masyarakat jadi ingin tahu cara untuk mengidentifikasi investasi legal dan ilegal. Dan ini menjadi motivasi bagi kami untuk bisa lebih sering lagi memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terjerumus ke investasi bodong," ungkapnya.




(kws/kws)

Hide Ads