Demo 11 April di Bali, Mahasiswa Nyaris Bentrok dengan Pecalang

Demo 11 April di Bali, Mahasiswa Nyaris Bentrok dengan Pecalang

Sui Suadnyana - detikBali
Senin, 11 Apr 2022 20:12 WIB
Aksi demo mahasiswa memprotes kenaikan harga BBM jenis pertamak di Bali
Aksi demo mahasiswa di Bali protes kenaikan harga BBM, Senin 11 April 2022 di depan Monumen Perjuangan Bajra Sandi Denpasar. (Foto : Sui Suadnyana)
Denpasar -

Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah Bali turun ke jalan menyampaikan berbagai tuntutan. Salah satunya, mahasiswa memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Saat aksi demo 11 April yang digelar di depan gedung DPRD Bali, sejumlah demonstran yang mayoritas mahasiswa ini sempat terlibat ketegangan dan nyaris bentrok dengan pengaman adat atau pecalang.

Saat aksi berlangsung, mahasiswa mengaku heran dengan kenaikan harga BBM. Sebab kenaikan tersebut dilakukan justru di tengah wacana pemerintah melakukan pemulihan ekonomi nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikan ini bisa memberatkan masyarakat. Apalagi saat ini kan banyak orang bilang sedang pemulihan ekonomi, ini salah satu hal yang memberatkan masyarakat," kata Humas Aksi I Gusti Ngurah Putra Ari Laksamana kepada wartawan di sela-sela aksi, Senin (11/4/2022).

Total ada enam tuntutan yang dilayangkan saat aksi mahasiswa di Bali. Selain meminta penurunan harga BBM jenis Pertamax, mereka juga mendesak pemerintah segera menyelesaikan kelangkaan solar dan mengendalikan harga bahan pokok.

Mereka juga menolak adanya ide penundaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Termasuk adanya wacana memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode.

LNMD Bali juga menolak kenaikan tarif tol dan PPN. Terakhir mereka juga mendesak pemerintah agar mewujudkan Pasal 22 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Menurut Ngurah Putra, aksi yang dilakukan tersebut diikuti sekitar 20 orang. Ia menyebut aksi ini sebagai permulaan sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada aksi-aksi demontrasi lainnya.

"Mungkin hari ini kami bisa segini dulu, mungkin besok bisa lebih. Aksi ini kan sebagai aksi awal, kalau tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lagi. Karena ini sangat menyangkut dengan masyarakat," ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan detikBali di lokasi, para mahasiswa mengawali aksinya dari parkir timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Denpasar.

Dari parkir timur, mereka menaiki mobil colt diesel engkel berwarna kuning.

Mereka menaiki kendaraan tersebut sembari membawa berbagai poster kardus, bendera dan spanduk menuju ke depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan kemahasiswaan.

Setelah tiba di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, mereka mulai menyuarakan aspirasinya.

Secara bergantian mereka berorasi ke hadapan kendaraan yang lewat tepat di depan mereka.

Namun aksi mereka di sana tak lama. Segera setelah beberapa orang orasi, mereka lalu kembali menaiki kendaraan yang sama menuju ke depan pintu gerbang DPRD Bali. Di sana mereka sudah ditunggu oleh polisi dan juga pecalang yang hendak mengamankan aksi.

Di sana sempat terjadi sedikit ketegangan antara massa aksi dengan pecalang. Meski demikian mereka bisa melaksanakan aksinya dengan lancar. Berbagai protes terhadap penjagaan aksi juga mereka layangkan saat itu.

Cukup lama mereka melakukan aksi di pintu masuk DPRD Bali. Bahkan mereka mencoba untuk masuk namun petugas kepolisian telah berjaga dengan rapi di balik pintu besi DPRD Bali guna menghalangi mahasiswa masuk.

Para mahasiswa kemudian memasang spanduk berwarna hitam di pintu gerbang tersebut dengan bermaksud menyegel gedung DPRD Bali.

Rupanya aksi mereka tidak berakhir di depan pintu masuk Kantor DPRD Bali. Mereka terakhir menyuarakan hal yang sama di pintu masuk kantor Gubernur Bali. Sama seperti di DPRD Bali, aksi mereka di kantor Gubernur Bali sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian.




(dpra/dpra)

Hide Ads