Ubud Village Jazz Festival 2025 Sukses Digelar, Dipadati 3.000 Penonton

Ubud Village Jazz Festival 2025 Sukses Digelar, Dipadati 3.000 Penonton

Fabiola Dianira - detikBali
Minggu, 03 Agu 2025 17:30 WIB
Ubud Village Jazz Festival 2025 sukses diselenggarakan pada 1-2 Agustus 2025 di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Ubud, Bali. Sabtu (2/8/2025). (Fabiola Dianira)
Foto: Ubud Village Jazz Festival 2025 sukses diselenggarakan pada 1-2 Agustus 2025 di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Ubud, Bali. Sabtu (2/8/2025). (Fabiola Dianira)
Gianyar -

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2025 berhasil menarik antusiasme publik pada 1-2 Agustus 2025 di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Ubud, Bali. Festival yang digelar untuk ke-12 kalinya ini dipadati sekitar 3.000 penonton dari dalam dan luar negeri.

Pada hari terakhir festival, suasana semakin hangat dan meriah. Penonton tampak larut dalam kegembiraan, bahkan beberapa di antaranya ikut menari mengikuti alunan musik jazz. Sebagai penutup, lagu Kopi Dangdut dibawakan dalam aransemen jazz oleh Galaxy Big Band Jazz Orchestra, kelompok musik yang beranggotakan ekspatriat Jepang yang sebagian besar bekerja di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pengunjung, Erick Est, yang juga seorang sutradara asal Bali, datang khusus di hari kedua karena kecintaannya terhadap musik jazz. Ia mengungkapkan alasannya hadir dalam festival ini karena mendatangkan musisi-musisi yang benar-benar berkecimpung dengan musik jazz.

"Aku kira ini suatu hal yang menarik karena semua yang bekerja di sini itu adalah orang-orang yang idealis," katanya saat ditemui usai acara pada Sabtu (2/8/2025) malam.

ADVERTISEMENT

Menurut Erick, UVJF ini sangat berbeda dengan festival jazz serupa, karena semua lagu yang disuguhkan benar-benar berirama jazz. "Kadang-kadang ada festival jazz. Tapi mereka menyanyikan lagu pop. Jadi, festival ini yang benar-benar membawakan jazz and everybody likes it," tambahnya.

Salah satu penampil internasional tahun ini adalah grup Rouge asal Prancis. Drummer mereka, Boris Louvet, mengatakan bahwa UVJF adalah salah satu festival jazz old school terbaik yang pernah ia datangi. Selain sebagai penampil, ia juga turut menikmati musik dari musisi yang lainnya.

"Saya rasa acaranya luar biasa. Banyak orang, banyak orang hebat, dan banyak musisi bagus. Menurut saya, ini salah satu festival jazz old school terbaik. Ini pertama kalinya saya datang ke sini," ujarnya dengan aksen Prancis yang kental.

Rouge sendiri dikenal dengan gaya musik yang eklektik. Madeleine, sang pianis, mendalami musik klasik. Ia sendiri belajar musik rock, dan pemain bass mereka, Sylvain, berasal dari latar jazz dan musik improvisasi. Maka, ia menggambarkan musik mereka sebagai perpaduan dari banyak genre.

"Saya rasa musik kami merupakan campuran dari banyak sekali genre. Ya, karena kami tidak memainkan bebop jazz tradisional atau semacamnya. Kadang ada yang menyebutnya neo-klasik, ya, semacam itu. Ini adalah perpaduan antara musik pop, musik klasik, dan musik improvisasi," terangnya.

Co-founder UVJF Anom Darsana memastikan festival akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Ia berharap akan ada lebih banyak musisi jazz idealis yang bisa bergabung ke depannya.

"Selama 12 tahun, festival ini telah menjadi ikon baru di Ubud, menghadirkan musisi dari berbagai belahan dunia. Kami berharap ke depannya akan ada lebih banyak dukungan agar jazz idealis seperti ini terus hidup. Terima kasih kepada semua tim dan relawan yang telah bekerja keras mewujudkan UVJF 2025," ujarnya melalui siaran pers yang diterima detikBali.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads