Ida Bagus Rai Budarsa bermimpi membawa minuman anggur lokal sejajar dengan produk wine buatan asing. Ia merengkuh impian tersebut lewat jenama Hatten Wines yang telah berkibar selama tiga dasawarsa.
Hatten Wines menjadi pionir pembuat minuman anggur di Bali. Gus Rai merintis pabrik wine itu melalui riset dan pengembangan yang panjang sejak 1994. Pada tahun-tahun awal, ia hanya memproduksi rose wine yang diolah dari satu varietas anggur lokal yang tumbuh di tanah Bali.
"Misi kami membawa produk wine dari Bali bisa selevel dengan produk-produk lain di dunia. Bahwa Bali ini mampu untuk menghasilkan produk wine berkualitas," ujar Gus Rai kepada detikBali, Selasa (18/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa tahun memproduksi rose wine, Gus Rai mulai mencoba mengembangkan produk wine lainnya. Ia pun mendatangkan sejumlah varietas anggur dari luar agar bisa tumbuh di tanah Bali. Kebun anggur milik perusahaan Gus Rai berada di kawasan Singaraja, Bali.
Bahan baku anggur lokal yang sudah ada sebelumnya kemudian dia kombinasikan dengan anggur dari luar hingga menghasilkan cita rasa wine yang unik. Sejak awal 2000-an, Hatten Wines mulai memproduksi white wine.
"Kami membawa jenis-jenis buah anggur ke Bali untuk membuat wine. Artinya, kami mencari jenis anggur yang cocok untuk bisa kami tanam di Bali," imbuh Direktur Utama PT Hatten Bali Tbk itu.
Menurut Gus Rai, wine merupakan produk minuman natural yang tidak memerlukan penambahan rasa. Cita rasa yang muncul saat meneguk wine, dia berujar, semuanya murni dari anggur. Bagi dia, wine yang enak berasal dari anggur berkualitas baik.
"Sampai sekarang kami tetap mencari bibit-bibit anggur terbaik. Kami percaya untuk mendapatkan wine yang bagus, sumber buahnya harus bagus dulu. Kita tidak bisa membuat wine yang bagus dari anggur yang jelek," imbuh Gus Rai.
Gus Rai menuturkan produksi wine memerlukan waktu beragam. Misalkan, minuman jenis white wine yang membutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan. Sementara itu, produksi red wine dan sparkling wine bisa memakan waktu sekitar 1-2 tahun.
Selain memproduksi wine dari buah segar, belakangan Hatten juga menghadirkan wine dengan merek Two Island. Minuman anggur berbahan baku jus ini menghasilkan empat jenis wine, yakni shiraz, chardonnay, cabernet merlot, dan riesling.
Fokus Penjualan di Dalam Negeri
Sekitar 80-90 persen penikmat Hatten Wine merupakan warga negara asing. Meski begitu, Gus Rai lebih memilih menjual wine di dalam negeri dengan Bali sebagai pasar utamanya. Selama ini, produk Hatten Wines lebih banyak dijual ke restoran, hotel, vila, beach club, hingga retail wine.
Hatten Wines telah memiliki izin produksi yang memungkinkan perusahaan Gus Rai dapat terus memproduksi dan memasarkan produk wine. Dari beragam produk yang diproduksi, ia menyebut varian Pino de Bali menjadi produk unggulan dari Hatten Wines.
"Kemudian yang paling laku di Bali ada Sauvignon Blanc dan Bali Aga White. Keduanya adalah white wine yang tidak manis dan itu yang paling laku di Bali," sebut Gus Rai.
Untuk diketahui, Hatten Wines telah meraih berbagai penghargaan internasional. Gus Rai sebagai pendiri pabrik wine itu juga diganjar penghargaan Southeast Asia Wine Pioneer Award pada 2011.
Pada 2017, Hatten Wines meraih penghargaan sebagai Winery of The Year. Raihan tersebut melampaui lebih dari 300 jenis anggur dari lebih dari 100 kebun anggur di sembilan negara Asia. Tak hanya itu, Hatten Wines juga dikukuhkan sebagai produsen anggur terkemuka di Asia oleh Asian Wine Review.
Salah satu perusahaan yang menjual produk Hatten Wines adalah Nusa Dua Beach Hotel & Spa. Sejak lima tahun silam, hotel yang berlokasi di kawasan pariwisata Nusa Dua itu menyuguhkan berbagai produk minuman anggur dari PT Hatten Bali Tbk kepada para tamunya.
Asstistant Food & Beverage Manager Nusa Dua Beach Hotel & Spa Eli Prayitno mengungkapkan perusahaannya bisa menghabiskan sekitar 1.500-2.000 botol wine. "Slogan hotel kami authentically Bali dan Hatten Wines benar-benar merepresentasikan itu. Produk lokal, tapi kualitasnya selevel dengan produk-produk import," kata dia.
(iws/gsp)