Edukasi wine di Bali kian diminati, baik dari para penikmat hingga kalangan profesional. Hal ini terlihat dari tingginya animo peserta kelas edukasi wine yang dihadirkan PT Hatten Bali Tbk.
Chief Financial Officer (CFO) PT Hatten Bali Tbk, Ketut Sumarwan, mengatakan telah menghadirkan kelas edukasi wine sejak empat tahun lalu. Selain itu, PT Hatten Bali Tbk juga melakukan sertifikasi sommelier.
"Peserta kebanyakan dari luar. Asing berasal dari Asia dan Indonesia ada yang dari Medan. Minimal dalam sebulan itu ada dua kali kelas dengan 10 orang per kelas," jelas Sumarwan di kantornya, Minggu (16/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sumarwan, sebelum PT Hatten Bali Tbk mempunyai lisensi, mereka yang ingin mencari sertifikasi minuman anggur paling dekat harus ke Singapura. Sementara untuk pekerja di bidang hotel, restoran, hingga cruise sangatlah penting untuk memiliki sertifikasi wine. "Jadi sebagai persyaratan juga bagi dia untuk berprofesi di bidang itu dan menjadi suatu keharusan pada akhirnya," ungkapnya.
Kini, dengan adanya sertifikasi dari PT Hatten Bali Tbk, kalangan hospitality tertarik untuk belajar ke Pulau Dewata sekaligus liburan. Situasi itu membuat kelas edukasi dan lisensi wine dari PT Hatten Bali Tbk selalu penuh.
Satu kelas berkapasitas sekitar 10 orang dan mereka bakal belajar sekitar tiga hari. PT Hatten Bali Tbk juga menghadirkan pengajar asing sebagai winemaker dalam pertemuan kelas. Mereka adalah pengajar yang tersertifikasi dari Australia serta Hongaria.
Salah satu tes yang dihadirkan PT Hatten Bali Tbk dalam kelas adalah blind test. Peserta bakal diminta untuk menebak hingga mendeskripsikan wine yang mereka nikmati saat itu.
Sumarwan mengungkapkan wine saat ini telah menjadi gaya hidup (lifestyle). Bahkan, ada yang mengatakan, apabila seseorang telah biasa meminum wine, maka kelasnya sudah berbeda. Sehingga, dirasa aneh apabila penikmat wine juga tak mengenal wine itu sendiri.
(hsa/hsa)