.webp)
Ada empat film yang mengangkat tentang kebudayaan Bali. Film-film ini banyak yang menjadikan budaya Bali sebagai inspirasinya dalam berkarya
Barangkali Anda ingin menonton kembali film tersebut. Berikut ini empat film yang mengangkat sebagian besar budaya dan tradisi Bali. Selamat menyaksikan!
• Bali: Beats of Paradise (2019)
Film ini menampilkan artis pemenang Grammy Award Judith Hill (Pemenang Oscar - 20 Feet from Stardom) dan komposer Indonesia Nyoman Wenten. Selama 40 tahun terakhir, Nyoman Wenten telah mengabadikan hidupnya untuk mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini ia sedang mengajar di departemen Etnomusikologi di UCLA Herb Alpert School of Music dan sekolah musik California Institute of The Arts. Musik gamelan telah menyebar ke sebagian besar negara bagian di AS, tetapi sayangnya eksistensi musik ini justru menurun di tanah air.
Wenten ingin meninggalkan sesuatu yang istimewa sebelum beliau pensiun dan kembali ke Bali. Ia kebetulan bertemu dan berkolaborasi dengan Judith Hill, seorang penyanyi pemenang Grammy Award untuk menghasilkan karya perpaduan musik gamelan dan punk.
Film yang disutradarai oleh Livi Zheng ini berdurasi 56 menit dengan genre drama. Tidak ada yang menyebutkan secara pasti di mana lokasi spesifik pengambilan gambar film 'Bali: Beats of Paradise', namun sebagian besar film ini dilakukan pengambilan gambar di Bali.
• Kajeng Kliwon (2019)
Film ini mengangkat kebudayaan magis masyarakat Hindu Bali dengan alur kisah berawal dari Agni, dokter muda asli Bali dan Nicho, fotografer dari Jakarta yang sedang mempersiapkan pernikahan mereka dengan begitu bahagia.
Hingga tiba malam kajeng kliwon, malam yang mana makhluk mistik masuk ke dunia manusia. Di saat inilah kebahagiaan mereka diusik oleh kemunculan makhluk mistik, Rangda.
Diawali dengan sebuah kejadian pembunuhan, ia kemudian mengancam jiwa Agni dan Nicho. Ujian pun juga datang dengan hadirnya Wijaya, pemuda asli Bali yang terus mempengaruhi Agni untuk menikah dengan pemuda asli Bali.
Film yang disutradarai oleh Bambang Drias ini berdurasi 76 menit dengan genre horor. Pengambilan gambar film kajeng kliwon sebagian besar berlokasi di Bali, Indonesia.
• Tutuge (2022)
Film ini menceritakan kisah Ameera di Bali yang ingin mencari inspirasi untuk memecahkan kebuntuannya sebagai penulis misteri. Pertemuannya dengan Ketut mengarahkan ke dalam kisah penuh misteri dari seorang wanita Bali, Laras, pemilik villa yang artistik.
Awal kisah dimulai dari munculnya banyak misteri dan kejanggalan di benak Ameera, ternyata ini berasal dari Tutuge, yang dalam bahasa Bali berarti "diikuti makhluk halus".
Film yang disutradarai oleh Virlan Wana Langgong ini berdurasi 141 menit dengan genre Thriller, horor.
Tidak ada yang menyebutkan secara pasti di mana lokasi spesifik pengambilan gambar film Tutuge, namun sebagian besar dilakukan pengambilan gambar di Bali.
• A Perfect Fit (2021)
Film A Perfect Fit kental akan budaya Bali, bahasa dan logat serta tradisi. Menceritakan mengenai kisah Saskia perempuan yang lahir dengan budaya Bali yang sangat kental.
Namun, ia harus berpikiran terbuka karena berkecimpung di industri fashion. Ia pun bertemu dengan pembuat sepatu bernama Rio, pekerja keras yang tidak mau melewatkan setiap kesempatan.
Rio mendorong Saskia untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Walau cinta hadir di tengah mereka, namun takdir keduanya telah ditetapkan.
Film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu ini berdurasi 141 menit dengan genre drama.
Tidak ada yang menyebutkan secara pasti di mana lokasi spesifik pengambilan gambar film ini, namun sebagian besar film ini dilakukan pengambilan gambar di Bali.
Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)
