Alunan merdu dari alat musik tradisional Bali, gangsa, masih menggema di Pulau Dewata. Gangsa menyimpan nilai sejarah dan budaya yang mendalam, menjadikannya ikon budaya musik yang tak tergantikan.
Suaranya yang khas, mampu membangkitkan semangat dan menyentuh jiwa para penikmatnya. Gangsa Bali memiliki peran penting dalam menjaga tradisi dan spiritualitas masyarakat Bali.
Penasaran dengan detail informasi seputar alat musik gangsa? Simak informasi detailnya yang dirangkum dari berbagai sumber di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Alat Musik Gangsa?
Gangsa adalah salah satu alat musik Bali yang tergabung dalam ansambel Gamelan Balung, dengan bilah-bilahnya terbuat dari bahan perunggu. Gangsa digunakan dalam berbagai gaya gamelan balungan di Bali, seperti semara pagulingan, angklung, gong kebyar, gong gede, dan gambang.
Mengutip laman stekom.ac.id, menurut I Made Bandem dalam Sanjaya dkk, gangsa adalah seperangkat gamelan yang memiliki empat buah gangsa. Biasanya, gangsa dimainkan untuk membuat elaborasi melodi dengan sistem ubit-ubitan, kotekan, atau cecandetan, suatu pola permainan yang menggunakan polos (pada ketukan) dan sangsih diluar ketukan.
Setiap jenis gamelan balungan menggunakan bilah gangsa dengan bentuk yang berbeda, sesuai dengan fungsi dan karakteristik ansambelnya. Setiap bunyi yang dihasilkan dari pukulan gangsa menambah kekayaan dan keutuhan suara musik gamelan Bali.
Fungsi Gangsa
Gangsa adalah bagian dari kelompok instrumen Gamelan Bali yang terbuat dari perunggu. Alat musik ini sering dipergunakan bersama dengan pagulingan, gong kebyar, gong gede, dan instrumen gamelan lainnya. Perbedaan gangsa dapat dikenali dari setiap bagian barungannya. Fungsinya termasuk sebagai penentu irama lagu, pola pukulan, dan fungsi lain dalam ansambel.
Jenis-Jenis Gangsa
Jenis-jenis gangsa dapat dibedakan menjadi tujuh. Berikut jenis-jenis gangsa:
1. Gangsa Gantung Kantil
Gangsa gantung kantil adalah salah satu jenis instrumen bilah yang digunakan dalam gamelan semar pegulingan saih lima dengan laras pelog 5 nada. Bilah pada gangsa gantung kantil berbentuk kalor atau usuk dan dipasang dengan cara digantung menggunakan jangat.
Nada-nada pada gangsa gantung kantil terdiri dari ding, dong, deng, dung, dan dang. Bilah-bilah ini ditempatkan di atas bumbung yang berfungsi sebagai resonator. Fungsi utama gangsa gantung kantil adalah untuk menggarap gending dengan berbagai pola tabuhan, sehingga dapat menciptakan tabuhan jalinan atau candetan.
2. Gangsa Gantung Pemade
Gangsa gantung pemade adalah salah satu instrumen bilah yang digunakan dalam gamelan semar pegulingan saih lima dengan laras pelog 5 nada. Bilah yang digunakan pada gangsa gantung pemade berbentuk kalor atau usuk dan digantung menggunakan jangat. Urutan nada pada gangsa gantung pemade adalah ding, dong, deng, dung, dan dang. Fungsinya hampir sama dengan gangsa gantung kantil.
3. Gangsa Jongkok Pemade
Gangsa jongkok pemade adalah salah satu jenis instrumen bilah yang digunakan dalam gamelan semar pegulingan saih lima dengan laras pelog 5 nada. Bilah yang digunakan pada gangsa jongkok pemade berbentuk penjalin atau tundun klipes dan dipasang dengan cara dipacek. Urutan nada pada gangsa jongkok pemade adalah ding, dong, deng, dung, dan dang.
4. Gangsa Jongkok Curing
Curing adalah salah satu jenis instrumen gangsa jongkok yang menggunakan bilah berbentuk penjalin atau tundun klipes, dibuat dari perunggu atau kerawang, dan dipasang dengan cara dipacek. Bilah-bilah tersebut diletakkan di atas pelawah yang terbuat dari kayu yang dihiasi berbagai pola ukiran, serta menggunakan bumbung sebagai resonator.
Instrumen gangsa jongkok curing digunakan dalam perangkat gamelan gong gede, terdiri dari dua buah instrumen yang masing-masing menggunakan sistem nada ngumbang-ngisep. Setiap bilah memiliki ukuran yang berbeda-beda.
5. Gangsa Jongkok Kantil
Gangsa jongkok kantil adalah salah satu jenis instrumen bilah yang digunakan dalam gamelan semar pegulingan saih lima dengan laras pelog 5 nada. Bilah yang digunakan berbentuk penjalin atau tundun klipes dan dipasang dengan cara dipacek. Urutan nada yang digunakan pada gangsa jongkok kantil adalah ding, dong, deng, dung, dan dang.
Bilah-bilah ini diletakkan di atas pelawah yang menggunakan bumbung sebagai resonator. Setiap perangkat gamelan menggunakan dua gangsa jongkok kantil sebagai pasangan instrumen, masing-masing dengan sistem nada ngumbang-ngisep pada wilayah nada tertentu. Instrumen dengan sistem nada ngumbang menghasilkan suara yang lebih besar dibandingkan dengan instrumen yang menggunakan sistem nada ngisep.
6. Gangsa Jongkok Pengakep
Gangsa jongkok pengakep adalah salah satu jenis instrumen gangsa jongkok yang digunakan dalam perangkat gamelan gong gede. Di Desa Batur, perangkat gamelan gong gede menggunakan empat gangsa jongkok pengakep.
Dua di antaranya menggunakan sistem nada ngumbang, dan dua lainnya menggunakan sistem nada ngisep. Setiap gangsa jongkok pengakep dimainkan oleh seorang pengrawit menggunakan sebuah panggul.
7. Gangsa Jongkok Penunggal
Gangsa jongkok penunggal sering kali digunakan sebagai bagian tambahan dalam ansambel gamelan gong gede.
Cara Memainkan Gangsa
Gangsa dimainkan dengan tangan kanan menggunakan panggul, sebuah alat pemukul khusus. Cara memainkannya adalah dengan memukul bilah-bilah gangsa dan kemudian menutupinya untuk menghasilkan suara yang diinginkan. Teknik ini mirip dengan cara memainkan instrumen lain dalam gong kebyar yang juga menggunakan alat bantu seperti panggul.
Itulah serba serbi informasi tentang alat musik tradisional Bali, Gangsa. Tertarik untuk mencoba?
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)