Seniman asal Bali kembali menorehkan prestasi bergengsi di kancah internasional. Kelompok seniman yang dikomandoi oleh Nyoman Sungada itu meraih juara III dalam ajang Harbin International Snow Sclupture Competition di China.
Kompetisi membuat patung salju tersebut berlangsung pada 6-9 Januari 2024. Ajang yang sudah memasuki tahun ke-26 pelaksanaannya ini melibatkan 120 seniman dari 30 negara.
Bagi Sungada, prestasi ini amat spesial karena untuk sekian kalinya bisa melibatkan pemahat muda dari kampung halamannya di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Bali. Mereka tergabung dalam Himpunan Seniman Pecatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbeda dari event-event biasanya, saya kali ini cuma ajak adik yang sudah berulang kali ikut kompetisi. Saya juga mengajak anak-anak muda, dua pematung pemula," tutur Sungada dari China, saat dihubungi detikBali, Rabu (10/1/2024).
Sungada adalah seniman asli kelahiran Desa Pecatu, 62 tahun lalu. Ia sudah dikenal sebagai seniman patung dan pelukis yang kerap tampil di panggung internasional sejak 1990-an. Salah satu capaian menterengnya, yakni juara I di ajang Internasional Japan Cup 2020.
![]() |
Di Bali, patung Dewa Baruna di Pantai Jerman, Kelurahan Tuban, Badung, adalah salah satu buah kreativitasnya. Selain lihai memahat kayu dan batu, koordinator Himpunan Seniman Pecatu ini juga mahir mengukir es dan salju.
Dalam ajang yang berlangsung di Sund Island, Kota Harbin, China, Sungada mengusung konsep "Rwa Bhineda" dengan menampilkan karakter barong dan rangda. Dalam mitologi Hindu di Bali, barong dan rangda dikenal sebagai simbol kebaikan dan keburukan.
Menurut Sungada, patung es yang dia buat bersama tim sempat kesulitan saat mengerjakan bagian detailnya. "Kami merasa ada yang kurang, termasuk waktu sehingga kurang maksimal. Kami juga melawan suhu yang sangat dingin yang pengaruh terhadap peforma kami," tutur Sungada.
Meski begitu, ia dan tim mengaku cukup beruntung dibekali kemampuan memahat yang cukup. Walhasil, patung es dengan tinggi sekitar 5 meter itu dapat dieksekusi dengan maksimal.
"Keuntungan buat kami, Indonesia punya tradisi seni yang kuat sehingga bisa tampil dengan ciri berbeda di saat kebanyakan angkat tema kontemporer. Kami mendapat apresiasi dari sejumlah seniman di sana. Mereka tahu 'oh, ini barong, ini Bali' begitu," imbuhnya.
Indonesia mengirim dua tim dalam ajang Harbin International Snow Sclupture Competition di China tahun ini, yakni tim Indonesia I yang diwakili Himpunan Seniman Pecatu dan tim II dari komunitas Bali Talent Artist. Sungada turut memboyong beberapa pemahat asal Pecatu, yakni I Wayan Mardina, Putu Andi Pebriana, dan I Putu Rian Adi Pranata.
Sementara itu, tim Indonesia II yang dikomandoi I Ketut Suaryana meraih "Best Excellent". Adapun, tim tuan rumah, China, tak dapat digeser dari posisi puncak. Sedangkan, perwakilan dari Korea Korea bertengger di posisi kedua.
(iws/dpw)