Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta kembali mewacanakan penambahan underpass (jalan di bawah tanah) sebagai salah satu upaya jangka panjang mengatasi kemacetan di kawasan Badung selatan. Pemkab Badung mendorong pemerintah pusat agar proyek tersebut bisa menjadi program nasional pada 2025.
Salah satu titik yang diusulkan untuk pembangunan underpass adalah simpang Jimbaran menuju Nusa Dua dan kampus Universitas Udayana (Unud) Jimbaran, Kuta Selatan. Pembangunan underpass di simpang tersebut sebenarnya sempat diwacanakan pemerintah pada 2018 silam.
"Betul (soal underpass di simpang Jimbaran), dulu beda appraisal tim. Di wilayah jalur yang sama tetapi terlalu jomplang, hitung-hitungan (nilai lahan) yang diberikan pada saat itu. Itulah maka belum terizinkan (terwujud)," kata Giri Prasta di Mengwi, Kamis petang (4/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kan tidak berani melawan keputusan appraisal. Tapi kita sudah (mulai) programkan itu," imbuhnya.
Sebelum masuk ke rencana proyek underpass itu, Pemkab Badung sudah berproses untuk kelanjutan jalur lingkar selatan di Kuta Selatan. Bentangannya mulai dari kawasan Sawangan sampai Pecatu dan Jimbaran.
"Kami saat ini sudah melakukan pembebasan lahan banyak sekali di wilayah selatan. Ini untuk menyelesaikan ke depan, jalan lingkar selatan," kata politikus PDIP itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa sebelumnya juga menyampaikan keinginan pemerintah melanjutkan rencana proyek underpass di simpang Jimbaran-Nusa Dua. Menurut Adi, ada rencana untuk melakukan pembebasan lahan di lokasi itu sehingga pembangunan underpass bisa dimulai pada 2025.
Bila perlu, kata Adi, pembebasan lahan tersebut dilakukan tahun ini. Ia mengaku sudah menyampaikan hal itu kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Bali, beberapa waktu lalu.
"Kami sudah melakukan pembebasan lahan di beberapa titik (Kuta Selatan). Di simpang McD Jimbaran menuju Nusa Dua, di 2024 diharapkan bisa pembebasan lahan. Kami harapkan, di 2025 bisa menjadi program nasional, dibangun underpass," ungkap Adi, belum lama ini.
Beberapa titik macet di Badung selatan, lanjut Adi, terakumulasi karena terkunci di beberapa simpang sehingga terjadi penumpukan kendaraan. Menurutnya, salah satu upaya memecah macet di Kuta Selatan adalah dengan melanjutkan jalan lingkar tersebut.
"Kami akan kejar pembebasan lahan di situ. Kami akan buat jalan baru dari Uluwatu menuju Ayana dengan lebar 24 meter menuju lingkar selatan. Jadi mungkin bisa dilihat di Hotel Kempinski ke barat mentok sampai Pandawa, belum kami sambung sampai barat," jelasnya.
(iws/iws)