Presiden Joko Widodo pada Selasa (17/5/2022) mengumumkan adanya relaksasi kebijakan terkait diperbolehkannya masyarakat untuk tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang.
Selain itu, pemerintah juga menghapus persyaratan tes antigen atau PCR sebelum perjalanan, baik perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.
Tentunya hal tersebut menjadi angin segar bagi para pelaku pariwisata Bali mengingat sudah dua tahun lebih pariwisata Bali mati suri akibat COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
"Ini adalah kabar gembira bagi kita dan hal ini juga sudah kami informasikan ke business partner kami yang ada di luar negeri. Supayanantinya bisa diinformasikan ke calon wisatawan yang akan datang ke Bali bahwa sudah ada peraturan ini," kata I GustiNgurah RaiSuryawijaya pada Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, dengan dihadirkannya peraturan tersebut tentunya dapat meningkatkan optimisme bagi para pelaku pariwisata untuk percepatan pemulihan sektor pariwisata dan juga bangkitnya ekonomi Bali.
Sementara terkait business partner, kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mereka sangat mengapresiasi keputusan tersebut yang dimana ini artinya Bali telah mampu membangun kembali kepercayaan dunia.
"Dengan adanya kebijakan tersebut sudah pasti akan memberikan dampak positif dan meningkatkan animo wisatawan dunia untuk ke Bali. Karena kita tahu harga PCR di luar negeri cukup tinggi. Jadi saya yakin akan ada peningkatan dan mudah-mudahan bisa meningkatkan kedatangan wisatawan sebanyak 10 persen," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Badung ini.
Untuk saat ini, pihaknya terus mendorong pemerintah agar dapat memberikan relaksasi atau kemudahan-kemudahan lainnya bagi calon wisatawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan trafik kunjungan wisatawan ke Bali.
Disinggung terkait okupansi hotel di Bali, kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, rata-rata okupansi di Bali saat ini masih di angka 40 persen dengan total kamar sekitar 150 ribu kamar, baik hotel bintang maupun non bintang.
(nor/nor)