Raih Uang Jutaan, Ini Tiga Pemenang Ogoh-Ogoh Terbaik di Buleleng

Raih Uang Jutaan, Ini Tiga Pemenang Ogoh-Ogoh Terbaik di Buleleng

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 08 Apr 2022 02:15 WIB
lomba ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh (Foto: Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng)
Buleleng -

Penilaian ogoh-ogoh di Kabupaten Buleleng, Bali akhirnya tuntas dilakukan. Total ada 33 ogoh-ogoh hasil karya seniman Buleleng yang mengikuti perlombaan ini.

Para peserta lomba berasal dari 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Hasilnya, ada 3 ogoh-ogoh keluar menjadi juara di Buleleng.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Nyoman Wisandika mengungkapkan, terdapat 3 ogoh-ogoh terbaik dengan nilai tertinggi di Kabupaten Buleleng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga juara tersebut nantinya akan memperoleh hadiah berupa uang tunai dengan nominal yang berbeda satu sama lain.

Rinciannya, juara pertama akan memperoleh hadiah uang tunai sebesar Rp50 Juta. Kemudian juara kedua memperoleh hadiah uang senilai Rp 35 Juta, dan

ADVERTISEMENT

Juara ketiga memperoleh hadiah uang senilai Rp 25 Juta.

"Sumber dana untuk para pemenang berasal dari Pemerintah Provinsi Bali,"Kepala Disbud Buleleng I Nyoman Wisandika, Kamis (7/4/2022).

Adapun 3 terbaik karya ogoh-ogoh di Kabupaten Buleleng yakni juara I diraih STT. Catur Yoga, Desa Adat Anturan dengan judul Detya Manaru nilai total 595.

Kemudian juara II diraih STT. Giri Kusuma, Desa Adat Pancasari dengan judul Sang Johor Manik nilai total 561, dan juara III diraih STT. Tunas Teratai Tunjung Mekar, Desa Adat Sudaji dengan judul Sang Hyang Kala Raksa nilai total 552.

"Ini sudah ditetapkan beberapa hari sebelumnya seusai dilakukan penilaian oleh tim penilai dan sudah disepakati" Ungkapnya saat dikonfirmasi Kamis.

Sementara itu I Nyoman Sugita Rupiana, S.Sn selaku koordinator STT. Catur Yoga, Desa Adat Anturan mengatakan, pembuatan ogoh-ogoh yang berjudul Detya Menaru itu total menghabiskan uang sekitar Rp. 30 Juta.

Dana itu berasal dari dana swadaya mulai dari pemerintah desa, masyarakat sampai dengan sumbangan dari masing-masing yowana.

Menurut Sugita, untuk penggarapan ogoh-ogoh baru dilaksanakan kembali setelah adanya keputusan gelaran lomba ogoh-ogoh dari Provinsi Bali.

"Ketika mendengar pengumuman lomba ogoh-ogoh Provinsi Bali tahun 2022, kami baru menggarap sekitar 75 persen dari pembuatan ogoh-ogohnya" jelasnya.

Sementara itu, untuk ide pembuatan ogoh-ogoh Detya Menaru, ia mengaku mengambil ide dari Kesenian Gambuh yang dimana kesenian itu disakralkan oleh masyarakat Desa Anturan.

Di dalam kesenian tersebut terdapat sebuah topeng yang merupakan junjungan atau dipuja dengan rupa seperti Detya (Raja raksasa).




(dpra/dpra)

Hide Ads